Kamis, 19 Februari 2009

Dukun Cilik Ponari dari Jombang

Jombang memang lagi terkenal saat ini, karena beberapa warganya menjadi sorotan publik di seluruh media massa. Lihat saja si Penjagal Maut “Ryan”, yang berasal dari Jombang. Dan sekarang ini yang lagi populer adalah dukun cilik “Ponari”.Di tangan Mohammad Ponari inilah segenggam batu bisa mengobati segala macam penyakit. Dukun cilik yang sepanjang pagi hingga malam diburu puluhan ribu orang yang berharap berkah kesembuhan. Kampung halaman Ponari di Desa Balongsari, Jombang, Jawa Timur, pun penuh sesak oleh lautan manusia. 
Ternyata puluhan ribu rakyat miskin yang “sakit” rela antri untuk beroleh kesembuhan, hanya dengan meminum air yang dicelupi “batu ajaibnya” Ponari. Mereka tidak peduli masuk akal atau tidak, yang penting yakin sakitnya sembuh. Dalam kondisi sakit mereka berdesakan & harus antri berjam-jam & justru jatuh korban 4 orang meninggal. Sungguh potret gambaran betapa kesehatan rakyat mayoritas miskin kita “makin sengsara”. Hanya dari “satu titik” di daerah Jombang saja. Belum di titik-titik yang lain di daerah-daerah dari Sabang sampai Merauke. Hidup sehari-hari saja sudah “sengsara” ditambah sakit (parah) jadi “makin sengsara”.
Fenomena dukun seperti Ponari ini bukan kali ini saja terjadi. Cermin dari masyarakat kita yang sakit dan terbelah antara modern realistis dan tradisionil mistis. Bagi Komisi Nasional Perlindungan Anak, praktik dukun yang melibatkan anak ini juga tak layak diteruskan karena mengandung unsur eksploitasi dan terlanggarnya hak-hak anak.Sejak berjuluk dukun cilik, Ponari tak lagi bisa bersekolah. Bangkunya di kelas dibiarkan kosong hampir sebulan. Mohammad Ponari tak lagi menimba ilmu demi merajut masa depan. Hebohnya fenomena dukun cilik Ponari yang bisa menyembuhkan orang sakit melalui batu saktinya ternyata mendapat saingan baru namanya Dewi Sulistiyowati. Dia adalah seorang cewek umur 14 tahun yang masih tetangga desa Ponari, yaitu di Desa Brodot, Kecamatan Bandarkedungmulyo, Jombang. Dewi Sulistiyowati ini juga mempunyai batu sakti yang mirip dengan Ponari. Kabar yang beredar menyebutkan, batu milik Ponari dihuni makhluk gaib bernama Rono, dan batu milik Dewi dihuni makhluk gaib perempuan bernama Rani, dan keduanya bersaudara.Sehingga banyak orang yang berobat ke Ponari dan belum sempat mendapat celupan batu saktinya, mereka beramai - ramai pindah ke Dewi Sulistiyowati ini. Bedanya, cara mengobatinya bukannya di celup, tapi dibacakan do’a di sebelah batu tersebut oleh ayah Dewi Setiawati yang bernama Slamet.
Memang fenomena tersebut terkait dengan kebiasaan bangsa kita yang latah, sehingga pengobatan model batu sakti ramai dibicarakan. Tidak tertutup kemungkinan setelah Dewi Setiawati akan muncul batu - batu sakti yang lain.
Adanya kesembuhan penyakit dari Ponari atau Dewi, didasarkan sugesti pada masyarakat yang dihinggapi rasa kurang percaya pada hal-hal yang bersifat medis karena perawatan medis biasanya membutuhkan proses yang panjang hingga seorang pasien bisa sembuh. Selain memerlukan proses pengobatan yang lama, hasil yang didapat melalui pengobatan medis biasanya baru nampak sedikit demi sedikit. Masyarakat sekarang lebih suka hal yang instan. Jadi tidak mau terlalu repot menunggu proses yang lama
Apapun yang terjadi Ponari memang HEBAT dan TOP banget, diusianya yang masih muda yaitu baru 9 tahun sudah sangat terkenal di Indonesia. Ponari tidak perlu merogoh koceknya untuk membayar iklan ataupun biaya masuk TV dan koran-koran agar terkenal. Bahkan ada pula yang sudah menerbitkan buku tentang riwayat hidup Ponari ini. Tinggal menunggu apa ada sutadara yang mau membuat film tentang Ponari ya..?
Fenomena Ponari ataupun Dewi Sulistiyowati adalah realita dari bangsa kita yang banyak dari masyarakatnya  sedang sakit.

Sumber: Kompas Com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar