Selasa, 17 Februari 2009

Hari Valentine dalam Hukum Islam

Setiap tanggal 14 Februari selalu dianggap sebagai hari valentine yaitu hari kasih sayang (katanya sih..).Tapi apa benar hari sayang itu hanya dikhususkan setiap tanggal 14 bulan Februari aja? Menurut saya, setiap hari seharusnya selalu menjadi hari kasih sayang, jadi tidak tiap tanggal 14 Februari saja. Kasih sayang yang saya maksud disini bukan hanya kasih sayang antara kekasih atau pacar saja. Tetapi kasih sayang yang global yaitu kasih sayang antara anak kepada kedua orang tua dan sebaliknya, kasih sayang antara guru dengan muridnya bahkan kasih sayang antar sesama.
Khusus untuk orang muslim merayakan hari valentine itu tidak boleh, karena: Pertama: hari valentine merupakan hari bid‘ah yang tidak ada dasar hukumnya di dalam syari‘at Islam. Kedua: hari valentine dapat menyebabkan hati sibuk dengan perkara-perkara rendahan seperti ini yang sangat bertentangan dengan petunjuk para salaf shalih (pendahulu kita) – semoga Allah meridhai mereka. Maka tidak halal melakukan ritual hari valentine, baik dalam bentuk makan-makan, minum-minum, berpakaian, saling tukar hadiah ataupun lainnya. Hendaknya setiap muslim merasa bangga dengan agamanya, tidak menjadi orang yang tidak mempunyai pegangan dan ikut-ikutan. Semoga Allah melindungi kaum muslimin dari segala fitnah (ujian hidup), yang tampak ataupun yang tersembunyi dan semoga meliputi kita semua dengan bimbingan-Nya.”
Wajib bagi setiap orang yang mengucapkan dua kalimat syahadat untuk melaksanakan wala’ dan bara’ (loyalitas kepada muslimin dan berlepas diri dari golongan kafir) yang merupakan dasar akidah yang dipegang oleh para salaf shalih. Yaitu mencintai orang-orang mu’min dan membenci serta menyelisihi (membedakan diri dengan) orang-orang kafir dalam ibadah dan perilaku.
Di antara dampak buruk menyerupai mereka adalah: ikut mempopulerkan ritual-ritual mereka sehingga terhapuslah nilai-nilai Islam. Dampak buruk lainnya, bahwa dengan mengikuti mereka berarti memperbanyak jumlah mereka, mendukung dan mengikuti agama mereka, padahal seorang muslim dalam setiap raka’at shalatnya membaca,
“Tunjukilah kami jalan yang lurus, (yaitu) jalan orang-orang yang telah Engkau anugerahkan nikmat kepada mereka; bukan (jalan) mereka yang dimurkai dan bukan (pula jalan) mereka yang sesat.” (Al-Fatihah:6-7)
Alhamdulillah, sesungguhnya kita mempunyai pengganti yang jauh lebih baik dari itu semua, sehingga kita tidak perlu meniru dan menyerupai mereka. Di antaranya, bahwa dalam pandangan kita, seorang ibu mempunyai kedudukan yang agung, kita bisa mempersembahkan ketulusan dan cinta itu kepadanya dari waktu ke waktu, demikian pula untuk ayah, saudara, suami …dst, tapi hal itu tidak kita lakukan khusus pada saat yang dirayakan oleh orang-orang kafir.
Semoga Allah Subhannahu Wa Ta’ala senantiasa menjadikan hidup kita penuh dengan kecintaan dan kasih sayang yang tulus, yang menjadi jembatan untuk masuk ke dalam Surga yang hamparannya seluas langit dan bumi yang disediakan bagi orang-orang yang bertakwa. Semoga Allah Ta’ala Membalas ‘Amal Ibadah Kita.

Judul Asli: Hari Kasih atau Valentine dalam Tinjauan Syariat
Sumber: www.darussalaf.org

Tidak ada komentar:

Posting Komentar