Kamis, 05 Februari 2009

Muslimah Hafsari, Ibunda Guru Laskar Pelangi


Sudahkah Anda menonton film Laskar Pelangi? Film ini bertutur tentang kegigihan seorang guru di sebuah pulau terpencil. Meskipun sekolah tempatnya mengajar hampir roboh, dirinya masih tetap gigih dalam memperjuangkannya. Guru tersebut bernama Muslimah Hafsari. Lewat film Laskar Pelangi yang bertutur tentang kehidupan 11 anak Belitung inilah nama Muslimah Hafsari dikenal seantero negeri. Dari sanalah kemudian banyak mata yang terbelalak, betapa ada perempuan berusia 20 tahun yang mau mengabdikan dirinya untuk pendidikan. Padahal gajinya waktu itu hanya Rp 3.000,- bahkan terkadang sebulan hanya dibayar Rp 1.300,-. Untuk hidup kesehariannya, lulusan Sekolah Kepandaian Putri (SKP) ini mengaisnya melalui ketrampilan menjahit dan menyulam.(sumber : Majalah Mimbar No.267).

Namun justru kesederhanaan perempuan berjilbab ini yang mampu membuat hati Andrea Hirata berdesir untuk menulis karya agung untuknya. Karena perempuan inilah yang menyihirnya menjadi rakus ilmu dan cinta pengetahuan.

Muslimah Hafsari memang sosok guru yang sangat mengagumkan. Dia belajar keteladanan dari ayahnya, yaitu K.A. Abdul Hamid. Ketika ayahnya sudah mulai sakit-sakitan, namun tetap saja bersemangat kalau diajak berbicara tentang pendidikan. Ini yang membuat Muslimah Hafsari tetap bertekad untuk mengabdikan hidupnya dalam pendidikan. Apapun kondisinya dia akan tetap menjalaninya selama masih mampu.

Satu hal yang dipesankan Muslimah Hafsari kepada semua guru adalah,“ Janganlah sekali-kali menyakiti anak baik fisik maupun batinnya”. Sebab murid akan selalu mengenang gurunya sepanjang hayat.

Kisah Muslimah Hafsari dalam Laskar Pelangi ini mengingatkan kita bahwa guru merupakan kunci keberhasilan siswa. Dan kemiskinan bukanlah alasan untuk berhenti belajar, berkreatifitas dan mengejar prestasi. Dengan kegigihannya, anak-anak dari Pulau kecil yang tepencil di Selat Karimata itu, kini telah menjadi orang yang melampaui lulusan sekolah-sekolah favorit ternama. Bahkan figur pribadinya sendiri telah menginspirasi jutaan orang untuk segera berbuat sesuatu bagi pendidik di negeri ini.
Betapun juga sosok teladan dari Pulau Belitung ini telah membangkitkan semangat para guru untuk tetap gigih, sabar dan ikhlas dalam menghadapi kesulitan yang ada. Kecintaan terhadap dunia pendidikan inilah yang kelak bakal memajukan anak generasi negeri ini dalam menatap pelangi masa depannya. Sebab pendidikanlah yang bisa mengubah nasib seseorang dan bangsanya.

Muslimah Hafsari sama sekali tidak pernah bermimpi, bahwa dirinya kelak bakal bertemu dengan ketua PP. Muhammadiyah Prof.Dr.Din Syamsuddin, bahkan dia juga tak menyangka jika sutradara terkenal Riri Reza akan berkunjung ke rumahnya. Disamping kisah hidupnya difilmkan, dirinya juga mendapatkan penghargaan dari PGRI, Depdiknas di Jakarta, menerima Aisyiah Award di Yogyakarta serta beberapa lembaga lainnya. Lebih bersyukur lagi, perhatian tersebut juga datang dari para petinggi dan donator yang kini turut membantu pendidikan di sebuah sudut dunia yang semula tak kita kenal.

Bahkan Presiden SBY memberikan penghargaaan khusus untuk Ibu Muslimah Hafsari. Penghargaan itu diserahkan Presiden SBY dalam puncak acara Hari Guru Nasional dan peringatan HUT PGRI ke-63 di Tennis Indoor, Senayan, Jakarta, Selasa (2/12/2008). (sumber : detiknews.com). Penghargaan yang dianugerahkannya adalah Satya Lencana Pembangunan dan Satya Lencana Pendidikan.

Pengabdian guru SD Muhammadiyah Belitung yang kisah hidupnya terekam dalam film berjudul Laskar Pelangi ini menjadi inspirasi bagi kaum guru.Ibu Muslimah Hafsari memang luar biasa, selaku wanita ,beliau mampu menempatkan pada posisi wanita yang baik, sederhana dan rendah hati. Selaku istri mampu mengabdi kepada suami dan keluarganya. Selaku wanita karir mampu membantu suami mencari nafkah untuk keluarganya. Bahkan profesi Ibu Muslimah ini sebagai guru ini mampu menghantarkan generasi penerus bangsa ini menggapai  cita-citanya setinggi bintang di langit. Perjuangan dan pengabdian Ibu Muslimah Hafsari ini membuat semangatku bergelora dalam menekuni profesi sebagai guru. Semoga saya mampu meneladani dan menerapkan sifat terbaik dari Ibu Muslimah Hafsari. Doakan yach....:)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar