Minggu, 03 Mei 2009

Peringatan Hari Pendidikan Nasional di Banyuwangi

Hari ini Sabtu, 2 Mei 2009 merupakan hari pendidikan Nasional sehingga setiap institusi di bidang pendidikan selalu mengadakan upacara bendera. Upacara bendera ini tidak dilaksanakan di sekolah-sekolah secara sendiri tetapi dilaksanakan di lapangan tingkat kecamatan. Hal ini bertujuan agar segala instansi dapat berkumpul jadi satu, mulai dari tingkat SD, SMP, SMA, SMK UPTD dan instansi lainnya. Pada saat upacara ini sekolah saya hanya mengeluarkan dua pleton pasukan, yang diambil dari dua kelas pada kelas VII saja.Sebenarnya pengambilan dua kelas untuk dijadikan dua pleton pasukan merupakan jumlah yang sedikit. Biasanya pengambilan pasukan untuk menjadi peserta upacara ini diambil dari empat kelas sehingga jumlahnya lebih banyak. Namun untuk upacara bendera hari pendidikan nasional ini hanya diambil dua kelas saja. Saya tidak tahu, kenapa ini terjadi? Menurut bagian kesiswaan supaya bisa jadi dua pleton pasukan maka diambil pula dua kelas…:) Jawaban yang diberikan bagian kesiswaan membuat saya tersenyum. Maklum saja bagian kesiswaan sekolah memang masih baru dan lugu.
Upacara Bendera ini dimulai pukul 09.00 WIB yang dipimpin langsung oleh Bapak Camat. Upacara ini berlangsung dengan lancar, tertib dan tanpa halangan suatu apa pun. Yang menggembirakan pada saat upacara bendera adalah pasukan dua pleton dari sekolah saya yang menang dalam lomba ketertiban berbaris. Sehingga sekolah saya yang menjadi juara tingkat kecamatan lho..lumayan..:D
Berbicara masalah hari pendidikan nasional yang terbayang dibenak kita adalah tokoh pendikan nasional yaitu Ki Hajar Dewantoro. Ajaran kepemimpinan Ki Hadjar Dewantoro yang sangat poluler di kalangan masyarakat adalah Ing Ngarso Sun Tulodo, Ing Madyo Mbangun Karso, Tut Wuri Handayani. Yang pada intinya bahwa seorang pemimpin harus memiliki ketiga sifat tersebut agar dapat menjadi panutan bagi bawahan atau anak buahnya.
Ing Ngarso Sun Tulodo artinya Ing ngarso itu didepan / dimuka, Sun berasal dari kata Ingsun yang aratinya saya, Tulodo berarti tauladan. Jadi makna Ing Ngarso Sun Tulodo adalah menjadi seorang pemimpin harus mampu memberikan suri tauladan bagi bawahan atau anak buahnya. Sehingga yang harus dipegang teguh oleh seorang pemimpin adalah kata suri tauladan. Sebagai seorang pemimpin atau komandan harus memiliki sikap dan perilaku yang baik dalam segala langkah dan tindakannya agar dapat menjadi panutan bagi anak buah atau bawahannya. Banyak pimpinan saat ini yang sikap dan perilakunya kurang mencerminkan sebagai figur seorang pemimpin, sehingga tidak dapat digunakan sebagai panutan bagi anak buahnya.
Sama halnya dengan Ing Madyo Mbangun Karso, Ing Madyo artinya di tengah-tengah, Mbangun berarti membangkitan atau menggugah dan Karso diartikan sebagai bentuk kemauan atau niat. Jadi makna dari kata itu adalah seorang peminpin ditengah kesibukannya harus juga mampu membangkitkan atau menggugah semangat kerja anggota bawahanya. Karena itu seorang pemimpin juga harus mampu memberikan inovasi-inovasi dilingkungan tugasnya dengan menciptakan suasana kerja yang lebih kodusif untuk keamanan dan kenyamanan kerja.
Demikian pula dengan kata Tut Wuri Handayani, Tut Wuri artinya mengikuti dari belakang dan handayani berati memberikan dorongan moral atau dorongan semangat. Sehingga artinya Tut Wuri Handayani ialah seorang komandan atau pimpinan harus memberikan dorongan moral dan semangat kerja dari belakang. Dorongan moral ini sangat dibutuhkan oleh bawahan, karena paling tidak hal ini dapat menumbuhkan motivasi dan semangat kerja.
Untuk mengenang jasa beliau, maka peringatan Hari Pendidikan Nasional 2 Mei tidak bisa dipisahkan dari sosok Ki Hadjar Dewantara, tokoh yang berjasa memajukan pendidikan di Indonesia. Semoga kita sebagai generasi muda bisa melanjutkan cita-cita beliau, dan dapat mengamalkan ajaran yang telah diberikan.
Selamat Merayakan Hari Pendidikan Nasional. Sudah waktunya pendidikan menempatkan manusia sebagai subyek, bukan obyek yang dipaksa untuk menerima doktrin, dogma dan aksioma. Sudah waktunya kita melakukan kaderisasi dalam membentuk manusia cerdas paripurna yang kelak akan mampu menemukan doktrin, dogma dan aksioma baru!