Senin, 03 Mei 2010

Sejak Umur 3 Bulan, Kecerdasan Bisa Dilihat

JEMBER - Kebanyakan orangtua berpendapat bahwa deteksi dan peningkatan kecerdasan anak dimulai ketika mereka sudah bersekolah. Sehingga mereka menjejali anak dengan berbagai kegiatan. Padahal, pada usia 3-4 bulan, merupakan saat yang tepat bagi orangtua untuk mendeteksi normal atau tidaknya tumbuh kembang anak. Sehingga, peningkatan kecerdasan bisa dimulai sejak lahir.

Menurut ahli tumbuh kembang anak dr Ahmad Suryawan SpA (K), yang memberikan materi tentang Deteksi Dini Tanda dan Gejala Penyimpangan Pertumbuhan dan Perkembangan Anak, Sabtu (1/5), di Hall Hotel Panorama Jember, seharusnya orangtua selalu mengawasi dan memerhatikan tumbuh kembang anaknya. "Tumbuh dari fisiknya, perkembangan dilihat dari kemampuan fungsi organ anak," katanya.

Sebab, meski anak yang dilahirkan dalam keadaan sehat secara keseluruhan, namun dalam proses pertumbuhan dan perkembangannya, bisa saja terjadi kelainan. Apalagi, jika anak yang dilahirkan sudah mengalami kelainan sejak awal. Maka, kemungkinan mengalami penyimpangan tumbuh kembang semakin besar.

"Kalau anaknya sehat sejak lahir, maka orangtua harus mengawasi tumbuh kembang anak secara rutin dan berkala. Nah, kalau anaknya itu sejak lahir sudah mengkhawatirkan, maka pengawasan harus dilakukan insentif," sambungnya.

Jika tidak, dikhawatirkan orangtua baru mengetahui kondisi anak tidak normal ketika usianya sudah besar. Hal ini, bisa berakibat buruk pada tumbuh kembang anak dan masa depannya. Karena kerusakan yang terjadi, sudah tidak bisa diperbaiki lagi. Ini terkait dengan tumbuh kembang otak anak, yang mengalami fase pertumbuhan dan perkembangan tercepat pada usia di bawah enam tahun.

Selebihnya, otak anak tidak akan mengalami pertumbuhan dan perkembangan lagi. Selain itu, yang menjadi poin pentingnya, bukan terletak pada jumlah sel yang terdapat dalam otak seorang anak. Namun, banyaknya jumlah penghubung antar sel dalam otak, yang disebut sebagai sinaps.

Dikatakan, penghubung antar sel otak ini, hanya bisa tercipta, jika sejak dini anak mendapat pengalaman sensorik. "Di sinilah peran penting orangtua. Sejak kecil anak harus sering dirangsang. Sebab, berawal dari rangsangan itu, anak akan mendapat pengalaman sensoris. Salah satunya dengan mengajak anak bicara," sambungnya.

Pada usia 3-4 bulan, merupakan masa pertumbuhan tercepat bagi pendengaran dan penglihatan. Sehingga, pada masa ini orangtua bisa menggunakannya sebagai deteksi awal untuk mengetahui anaknya normal atau tidak. "Jadi, jangan hanya sekadar disusui, terus digendong, dan ditidurkan. Tapi, perhatikan, apakah dia merespons jika ada suara dan gerak mata yang lincah," katanya.

Pentingnya deteksi kemampuan pendengaran dan penglihatan anak pada usia tersebut, lanjut dia, berkaitan erat dengan kemampuan lanjutan. Sesuai pertumbuhan dan perkembangan anak normal, ketika seorang anak sudah bisa menggunakan kemampuan melihat dan mendengarnya, maka dia bisa mengeksplorasi kemampuan berbicara dan bahasanya. Selanjutnya, kemampuan itu bisa menumbuhkan kecerdasan yang kompleks.

"Kalau dia tidak bisa menggunakan kemampuan melihat dan mendengar, bagaimana dia bisa bicara dan memahami bahasa. Nah, kalau sudah begitu, dia tidak akan bisa memiliki kecerdasan yang kompleks. Padahal, setiap orangtua sangat ingin anaknya tidak hanya cerdas, tapi juga santun dan mandiri," jelasnya panjang lebar.

Semua keinginan orangtua itu, tambah dia, hanya bisa terwujud, jika mereka tanggap sejak dini dengan mencerdaskan anak sejak dalam kandungan. Tidak hanya memenuhi kebutuhan nutrisi, tapi juga menyiapkan kematangan psikologis anak. Caranya cukup mudah. Dimulai dari sikap orangtua yang saling menghormati dan berbicara dengan santun. Dan pastinya, psikologis ibu harus dalam keadaan normal dan stabil. "Kalau sejak hamil ibunya marah-marah, jangan heran kalau anaknya juga pemarah nantinya," katanya.

Tidak hanya sekadar mendengarkan nara sumber dalam menyampaikan materi, peserta dalam workshop dan seminar ini, juga akan mendapat pelatihan teknik peningkatan kecerdasan anak. Acara yang diikuti oleh guru dan masyarakat umum ini, juga akan dilaksanakan kembali pada hari ini. Hanya saja, untuk hari ini, seminar dan workshop diperuntukkan bagi dokter umum dan dokter anak. (lie)
sumber : radar jember, 2 mei 2010

Tidak ada komentar:

Posting Komentar