Senin, 31 Januari 2011

Grebeg Sudiro 2011, Ramaikan Solo

Wali Kota Surakarta Joko Widodo (JokoWi) dan Wakil Wali Kota Hadi Rudyatmo dan sejumlah pejabat Muspida di lingkungan Kota Surakarta menghadiri Grebeg Sudiro, Minggu(30/1).

Menurut JokoWi, “Pemkot Surakarta menyambut baik acara seni budaya kampung seperti Grebeg Sudiro yang berdampak positif terhadap pelestarian adat budaya, karena dalam event ini ada banyak manfaatnya diantaranya menciptakan kerukunan masyarakat di Solo dan dapat meningkatkan pariwisata dan perdagangan di Pasar Gede”, ujarnya.

Kirab seni budaya Grebeg Sudiro 2011 yang merupakan agenda tahunan Kota Surakarta digelar kawasan Pasar Gede Kota Surakarta, dalam rangka merayakan Tahun Baru Imlek 2562.

Grebek Sudiro merupakan kolaborasi budaya Jawa dengan Tionghoa di Kampung Sudiroprajan atau disebut Kampung Pecinan yang ada di Kota Solo. Peserta kirab Grebeg Sudiro diikuti oleh 33 kelompok seni budaya yang melibatkan sebanyak 1.300 orang baik dari daerah lokal maupun seni tionghoa. Peserta kirab sendiri terdiri dari berbagai elemen kesenian dari masyarakat tionghoa dan jawa.

Kirab diawali kelompok seni budaya Barongsai Macan Putih, disusul komunitas sepeda ontel, Marching Band, pasukan prajurit kraton, batik karnival, musik bambu gala, Replika Burung Garuda, Lampion Bok Teko, dan Warga Tionghoa yang mengenakan pakaian punokawan yang menggambarkan bahwa mereka yang menyatu dengan budaya Jawa.

Ketua Panitia Grebeg Sudiro 2011, Yunanto Nugroho mengemukakan tujuan utama diadakan Grebeg Sudiro adalah sebagai media intergrasi karena, di Kampung Sudirobrajan yang merupakan kampung pencinan, tetapi di kawasan itu juga tinggal suku Jawa hingga mereka sudah berbaur menjadi satu seni budayanya. Perbauran Tionghoa dengan suku jawa ini, disebut 'kue ampyang' yang artinya kacangnya suku Tionghoa dan gulanya Jawa," ungkapnya.

62,7 Persen Siswa SMP Pernah Berzina

Padang, Singgalang
Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo), Tifatul Sembiring kembali menegaskan komitmennya membebaskan Indonesia dari berbagai dampak negatif situs porno. Semua dimaksudkan demi masa depan generasi muda.

“Pornografi itu seperti zat adiktif yang membuat kecanduan,” kata Tifatul saat menjadi keynote speaker dalam Seminar Internasional Teknologi Informasi dan Pendidikan di Ruang Serbaguna Fakultas Teknik (FT) Universitas Negeri Padang (UNP) Sabtu (29/1).

Tifatul menyebutkan, berdasarkan riset pornografi di 12 kota besar di Indonesia terhadap 4.500 siswa-siswi SMP ditemukan sebanyak 97 persen dari mereka pernah membuka situs porno.
“Sebanyak 92,2 persen pernah kissing dan oral seks, sedangkan 62,7 persen pernah berzina, dan 21,2 persen di antaranya pernah aborsi,” sebut Tifatul tanpa merinci kota-kota tempat riset itu dilakukan.
Dari itu, sebagai orang yang bertanggungjawab terhadap perkembangan teknologi, informasi dan komunikasi, dia sangat getol melakukan pengawasan terhadap berbagai situs dan berupaya menghapus semua akses ke situs porno.

“Memang tidak mudah melakukannya karena di dunia ada 10 miliar situs,” sebutnya.
Namun dia mengaku tak akan menyerah dengan hal itu, karena semua dilakukan demi generasi muda Indonesia yang lebih baik di masa datang. “Demi generasi muda bangsa ini, saya siap mengambil berbagai resiko,” tegasnya.

Pada acara yang dihadiri juga Wakil Ketua DPRD Sumbar, Trinda Farhan Satria, Tifatul juga membeberkan tentang sejumlah targetnya dalam bidang Information and Communication Technologies (ICT) atau informasi, komunikasi dan teknologi sampai 2014 mendatang. Di antaranya menjadikan ICT sebagai pilar utama pembangunan dan menjadikan ICT sebagai devisa baru bagi negara dengan menghadirkan berbagai industri kreatif yang memanfaatkan internet sebagai media informasi bagi keberadaan produk industri kreatif tersebut.
Selain itu keberadaan ICT memberikan keuntungan yang besar bagi pertumbuhan ekonomi. Tifatul menyebutkan, sebesar satu persen investasi bidang ICT ini bisa meningkatkan perekonomian rakyat sebesar 3-5 persen. Akan halnya, penggunaan ICT bagi dunia pendidikan diakuinya masih sedikit terbatas mengingat sulitnya jaringan menjangkau sejumlah daerah di Indonesia serta tingginya biaya yang ditimbulkan akibat penggunaan ICT tersebut.

Dari itu, dia berjanji membicarakannya dengan Menteri Pendidikan, Muhammad Nuh dan Menteri BUMN, Mustafa Abubakar agar membantu lembaga pendidikan. “Lembaga pendidikan bukan profit oriented atau mencari keuntungan, maka sudah seharusnya dibantu atau disubsidi,” sebutnya.
Sebelumnya Rektor UNP, Prof. Z. Mawardi Effendi yang didampingi sejumlah petinggi UNP termasuk Dekan FT, Ganefri menyebutkan, keberadaan ICT di kampus mampu mengatasi berbagai masalah, termasuk dapat membantu pengembangan mutu pendidikan. Hanya saja, penggunaan ICT menimbulkan biaya tinggi, seperti yang terjadi di Kampus UNP yang saat ini telah memakai 60 Mega Byte dari sebelumnya hanya 30 MB.

“Dengan adanya ICT mempermudah pelayanan pendidikan di kampus, dari itu kami berharap Bapak Menteri dapat membantu,” ulasnya. Sementara Ketua Panitia Seminar, Muhammad Adri, menyebutkan, seminar tersebut bertujuan untuk makin menggali berbagai pemanfaatan ICT sebagai penunjang dalam dunia pendidikan. Seminar menghadirkan 50 pemakalah dari berbagai perguruan tinggi negeri di dalam dan luar negeri. “Sebanyak 22 pemakalah berasal dari Malaysia,” bebernya.
Peserta seminar lebih dari 250 orang dari berbagai kalangan seperti guru, dosen dan lainnya. 
sumber : http://www.minangforum.com/Thread-62-7-Persen-Siswa-SMP-Pernah-Berzina

Suguhan Infotaiment Yang Menjijikan

Jakarta - Tayangan televisi memang sangat dibutuhkan untuk bisa melihat perkembangan yang terjadi di seluruh dunia ini tentunya lewat siaran beritanya. Namun kita akan muntah melihat tayangan infotainmen yang menjijikkan itu.

Tayangan hiburan di tanah ini memang sangat merebak. Kabarnya tayangan hiburan seperti sinetron atau tayangan perselingkuhan para artis dapat mendongkrak rating televisi dibanding siaran berita. Pemilik stasiun televisi tidak pedulikan dampak buruk dari tayangan yang selalu mengumbar kebohongan dan mengajari anak bangsa ini untuk berkhayal atas karya Rab Pun Jabi dan sehabitatnya.

Tayangan hiburan seakan sudah melabrak sejumlah aturan sosial yang berlaku bagi kita masyarakat Timur. Tidak sedikit, kisah sinetron kadang menampil cerita asmara yang tidak mendidik. Kisah seorang wanita hamil sebelum nikah, seakan dianggap hal yang biasa. Padahal satu sisi, sampai sekarang ini, anak lahir di luar nikah masih dianggap aib bagi kalangan masyarakat Indonesia.

Atau kita juga masih disuguhi dagelan lawakan picisan yang dimainkan para artis. Masih saja, lawakan itu dianggap lucu kalau berbicaranya mengarah ke selangkangan. Padahal melawak bukan harus berbicara seksual atau ungkapan yang menyerempet dalam bahasa yang tak senonoh. Tidak sedikit kita disuguni dagelan porno yang dianggap
menggelikan.

Dagelan kalimat 'kotor' kadang membuat kita gelisah untuk melihatnya. Apa lagi di sekeliling kita ada keluarga yang ikut bersama menonton. Kadang kita terpaksa pura-pura mengalihkan perhatian karena di sebelah ada orangtua, atau mertua kita, atau anak-anak kita.

Sebenarnya sudah banyak masyarakat melakukan aksi protes atas tayangan yang dianggap tidak lagi mematuhi tata krama di republik ini. Komisi Penyiaran Indonesia (KPI) pun tidak berdaya melihat tayangan hiburan yang tidak mendidik itu.

Satu sisi ketika KPI memberikan teguran terhadap siaran infotainmen tadi, dengan mudahnya pemilik siaran mengganti nama program tersebut. Padahal maksud dari teguran itu agar tayangan dapat mengubah tampilan yang lebih elegan dan pantas untuk ditonton semua kalangan. Tapi konyolnya, si pemilik siaran dengan mudah merubah nama programnya. Misalkan, Empat Mata digani nama Bukan Empat Mata. Ini contoh kecil betapa ngeyelnya pemilik siaran itu.

Ada juga jenis hiburan yang disebut-sebut mengarah ke religi. Tayangan itu juga menampilkan sosok seorang ustadz yang bertugas untuk menobatkan seseorang dari jalan yang sesat. Tapi tetap saja tayangan ini justru menyesatkan masyarakat. Tayangan itu hanya bohong-bohongan yang penuh skenariokan sedemikian rupa. Yang kita kesalkan, mengapa sosok seorang ustadz harus terlibat dalam kebohongan publik itu?

Di sinilah kita meminta tanggung jawab moral pemilik televisi di Tanah Air kita. Jangan hanya mengejar rupiah lantas semuanya harus dihalalkan walau melabrak tatanan sosial kehidupan kita.

*) Chaidir Anwar Tanjung, wartawan detikcom. Tulisan ini tidak mewakili kebijakan redaksi.

Minggu, 30 Januari 2011

Hanya Alloh SWT Yang Maha Mengetahui


Bismillahirrohmanirrohiim
Membicarakan pernikahan bagi kaum lajang memang terkadang menggelitik telinga, ada yang senyum senyum, malu malu, bahkan berlalu begitu saja (karena terlalu sering mendengar). Apalagi bagi muda mudi yang sudah masuk usia "matang" menikah...

Sudah sunnatulloh, Allah menciptakan yang namanya perasaan, termasuk perasaan untuk ingin disayang, dimanja dan diperhatikan.

Yup, perasaan cinta. Akan jauh lebih indah jika kita bisa mengaplikasikan rasa cinta yang sudah Allah anugerahkan kepada kita dapat disalurkan kepada orang yang tepat, yang memang sudah seharusnya kita cintai, seperti cinta kepada orang tua, cinta kepada anak, dan cinta kepada orang yang sudah halal untuk kita.
Jika melihat dari poin ketiga yaitu mencintai orang yang sudah halal untuk kita tentu tidak akan menjadi masalah besar bagi mereka yang telah diberikan kesempatan untuk menggenapkan setengah diennya, akan tetapi akan menjadi masalah jika rasa itu timbul sebelum waktunya.

Namun pernikahan begitu indah kudengar
Membuatku ingin segera melaksanakan
Namun bila kulihat aral melintang pukang
Hatiku selalu maju mundur dibuatnya

(Suara Persaudaraan)
Rasululloh SAW bersabda “Wahai sekalian para pemuda barang siapa diantara kalian telah mampu menikah, hendaklah menikah karena menikah lebih menundukkan pandangan dan lebih menjaga kehormatan. Barang siapa yg belum mampu menikah hendaklah puasa karena puasa merupakan perisai baginya.” (HR. Bukhori dan Muslim)

Rasulullah SAW menasehati kita, para lajang, untuk yang sudah mampu maka hendaklah menikah dan yang belum mampu ya berpuasa. Simple, tidak bertele-tele, tidak penuh birokrasi yang ngejelimet, tinggal kita kaumnya untuk bisa mengaplikasikan. Jika toh memang merasa belum mampu, sambil berpuasa untuk menahan nafsu, kita juga bisa menyiapkan perbekalan-perbekalan yang cukup dan memadai untuk mengarungi kapal rumah tangga nantinya.

Beberapa orang berkata bahwa mereka sudah merasa sangat siap untuk menikah. Sudah merasa matang untuk dapat mengikuti sunnah Rasulullah SAW yang sangat disukai ini, menikah. Tapi sebenarnya tingkat kematangan tiap orang berbeda-beda, ada yang merasa secara batin dia siap, secara lahir walaupun dia masih kuliah akan tetapi tingkat keyakinan dan tanggung jawab yang tinggi untuk menikah besar, bisa kita lihat hasilnya, banyak ikhwan akhwat atau muda mudi yang masih dalam status kuliah "berani" melanjutkan ke jenjang lebih tinggi, menikah! Barokalloh, barokalloh.

Tapi ada juga yang secara batin dan lahir dia merasa siap ternyata Alloh berkehendak lain, bahwa dia belum saatnya menyegerakan menggenapkan setengah dien ini. Karena rasa sayang Allah padanya, Allah mengisyaratkannya untuk mengumpulkan perbekalan perbekalan lebih baik lagi agar lebih siap nantinya jika saat yang tepat dan indah itu tiba. Maka, wajib bagi kita untuk selalu berprasangka baik kepada Allah, bahwa Alloh akan mentakdirkan kita bertemu dengan belahan jiwa kita pada saatnya kelak.

Bagi mereka yang pernah merasa gagal dalam berproses untuk menikah ini maka janganlah sedih mendalam dan berpatah hati. Memang wajar jika ada rasa sedih atau bahkan marah yang mampir di hati, sunnatullah, perasaan yang sudah Alloh berikan untuk kita, akan tetapi jangan sampai menyesali diri, bermuram durja berkepanjangan bahkan hingga mempertanyakan dimana kasih sayang dan keadilan dari Allah padanya (naudzubillahimindzalik) atau sampai melakukan bunuh diri (hiiiiiii, naudzubillahimindzalik).

Yakinlah, Alloh pasti akan memberikan yang terbaik untuk kita, termasuk dalam hal jodoh ini. Alloh berfirman dalam Al-Qur’an surat An Nuur ayat 26 “Wanita-wanita yang keji adalah untuk laki-laki yang keji, dan laki-laki yang keji adalah buat wanita-wanita yang keji (pula), dan wanita-wanita yang baik adalah untuk laki-laki yang baik dan laki-laki yang baik adalah untuk wanita-wanita yang baik (pula)...”

Bersabarlah saudara saudariku yang belum menikah, bersabarlah dengan kesabaran yang baik dan indah.
Insya Allah jika Allah sudah berkehendak, saatnya akan tiba, maka dari itu bersiaplah menyiapkan perbekalan itu semua dan berdo’alah, karena hanya Alloh lah yang tahu kapan kita siap untuk menikah.
Ditulis Oleh Fatimah Ali Salsabila

Selasa, 25 Januari 2011

Jalan Para Mukmin Melaksanakan 'Iyyaka Na'budu'

oleh At-Taujih
 
Semua Rasul menyerukan kalimat ‘Iyyaka na’budu wa iyyaka nasta’in’. Karena mereka semua menyeru manusia untuk mentauhidkan Allah dan mengikhlaskan ibadah kepada-Nya semata, sejak Rasul yang pertama sampai Rasul yang terakhir. Nabi Nuh AS menyeru kaumnya :

لَقَدْ أَرْسَلْنَا نُوحًا إِلَىٰ قَوْمِهِ فَقَالَ يَا قَوْمِ اعْبُدُوا اللَّهَ مَا لَكُم مِّنْ إِلَٰهٍ غَيْرُهُ

“Beribadahlah kepada Allah, sekali kali tidak ada Tuhan bagimu selain Dia.” (QS. Al-A’raf [7] : 59)

Demikianlah pula yang diserukan oleh Nabi Hud AS, Nabi Shalih AS, Nabi Syu’aib AD, dan Nabi Ibrahim AS, sebagaimana firman-Nya :

وَلَقَدْ بَعَثْنَا فِي كُلِّ أُمَّةٍ رَّسُولًا أَنِ اعْبُدُوا اللَّهَ وَاجْتَنِبُوا الطَّاغُوتَ

“Dan sesungguhnya Kami telah mengutus Rasul pada tiap-tiap umat (untuk menyerukan) : Sembahlah Allah (saja), dan jauhilah thagut itu.” (QS. an-Nahl [16] : 36)

وَمَا أَرْسَلْنَا مِن قَبْلِكَ مِن رَّسُولٍ إِلَّا نُوحِي إِلَيْهِ أَنَّهُ لَا إِلَٰهَ إِلَّا أَنَا فَاعْبُدُونِ

“Dan Kami tidak mengutus seorang Rasul pun sebelum kami , melainkan Kam wahyukan kepadanya : ‘Bahwasanya tiak ada Tuhan yang berhak diibadahi melainkan aku, maka sembahlah olehmu sekalian akan Aku.” (QS. al-Anbiya [21] : 25)

يَا أَيُّهَا الرُّسُلُ كُلُوا مِنَ الطَّيِّبَاتِ وَاعْمَلُوا صَالِحًا ۖ وَإِنَّ هَٰذِهِ أُمَّتُكُمْ أُمَّةً وَاحِدَةً وَأَنَا رَبُّكُمْ فَاتَّقُونِ

“Hai Rasul-Rasul, makanlah dari makanan yang baik-baik, dan kerjakanalha amal lyang shalih. Sesungguhnya Aku Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan. Sesungguhnya (agama tauhid) ini adalah agama kamu semua, agama yang satu, dan Aku adlah Tuhanmu, maka bertaqwalah kepada-Ku.” (QS. al-Mu’muniun [23] : 51-52)

Maka, sesungguhnya ‘iyyaka na’budu’ dibangun di atas empat pilar untuk menyatakan yang dicintai dan diridhai Alah dan Rasul-Nya,yaitu dengan lisan dan pekataan hati, amalan hati dan amalan anggota badan.
Ubudiyah bagi mencapai tujuannya yang hakiki menuju tujuan mencapai Rabbnya, meliputi keempat hal, yang tidak boleh dibantah, dan harus dilaksanakan secara mutlak. Empat hal itu, antara lain, perkataan lisan, perkataan hati, amalan hati, dan amalan anggota badan.

Tidak mungkin seorang hamba yang menyatakan lisannya beribadah kepada Allah, sedangkan hati dan amalannya menolak. Keempat-empatnya harus selaras. Lisan, hati, amalan hati, dan amalan anggota badan, semuanya harus selaras dan sesuai, tidak ada yang bertentangan satu dengan lainnya.
Perkataan hati adalah I’tiqad (keyakian) terhadap apa yang diberitahukan oleh Allah mengenai diri-Nya, nama-Nya, sifat-sifat-Nya, sbagaimana yang disampaikan melalui lisan Rasul-Rasul-Nya.

Sedangkan perkataan lisan, yaitu menginformasikan hal itu, menyeru orang lain kepadanya, membelanya, menjelaskan kebahtilah bid’ah-bid’ah yang bertentangan dengannya, selau menginagatnya, dan menyampaikan perintah-Nya. Tidak menentang dan bermaksiat terhada-Nya. Tidak berbuat durhaka kepada-Nya. Selalu tunduk dan patuh kepadanya.
Amalan hati, antara lain, seperti cinta kepada Allah, tawakkal kepada-Nya, bertaubat kepada-Nya, takut kepada-Nya, takut kepada-Nya, berharap kepada-Nya, mengikhlaskan ketaatan kepada-Nya, sabr terhadap perintah-Nya, larangan-Nya dan taqdir-Nya, ridha menerimanya dan ridha kepada-Nya, setia kepada-Nya, merasa tenteram dengan-Nya, dan amalan-amalan hati lainnya yang difardhukan lainnya. Amalan anggota badan tanpa amalan hati boleh jadi tidak ada gunanya.

Amalan anggota badan seperti shalat, jihad, dan melangkah kaki untuk shalat jum’at dan jama’ah, menolong orangt yang lemah, berbuat kebajikan kepada makhluk merupakan bentuk amalan anggota badan, yangm erupakan bentuk refleksi dari amalan hati seorang mukmin.
‘Iyyaka na’budu’ memastikan dan menetapkan hukum keempat hal ini, sedangkan ‘iyyaka nasta’in’, merupakan permohonan pertolongan dan tuafiq (perkenan) untuk dapat menunaikan ‘iyyaka na’budu’ wa iyyaka nasta’in. Inilah jalan bagi orang-orang yang ingin mendapatkan jalan menuju Rabbnya. Wallahu’alam.

Minggu, 23 Januari 2011

Bahasa Osing Banyuwangi Menjadi Bahasa Multietnis

Konon, bahasa Osing yang digunakan masyarakat Banyuwangi, sebelumnya hanya menjadi alat komunikasi bagi kaum minoritas yang tinggal di pedalaman. Lambat laun, bahasa yang digunakan sebagian masyarakat adat osing di Desa Alien, Kecamatan Rogojampi, itu malah berkembang menjadi bahasa multietnis bagi mereka yang hidup dan tinggal di Banyuwangi, kabupaten paling timur di Jatim dan paling luas wilayahnya (lebih besar ketimbang Pulau Bali). Artinya, bahasa Osing tidak lagi dipandang hanya untuk komunikasi suku osing, tetapi bagi mereka yang bersuku Jawa, Madura, Mataraman, dan Bali yang tinggal di “Bumi Blambangan” secara tidak langsung terpengaruh dan menggunakan bahasa itu.

Pengguna bahasa Osing aktif berada di 13 kecamatan dari 24 yang ada di Banyuwangi, yakni Kabat, Rogojampi, Glagah, Kalipuro, Srono, Songgon, Cluring, Giri, Gambiran, Singojuruh, Licin, sebagian Genteng, serta sebagian Kota Banyuwangi. Masing-masing desa pun mempunyai karakter berbeda dalam pengucapan kata dalam bahasa Osing. Orang Osing bisa menebak asal desa seseorang, hanya dengan mendengar intonasi pengucapan dialek Osingnya. Warga Desa Kemiren dengan Alian berbeda pada penekanan lafal pengucapan, intonasi Kemiren cenderung singkat, tegas, dan lugas, sedangkan Alian sedikit ditarik.

Perbedaan lafal pengucapan ini tidak menjadi masalah bagi warga Banyuwangi. Mereka bisa menerima sebagai suatu bentuk keanekaragaman pemakaian Bahasa Osing dalam kehidupan sehari-hari. Menurut Ketua Tim Bahasa Osing, Maskur, bahasa dan sastra Osing yang dulu lebih dikenal dengan bahasa dan sastra Blambangan, pernah mencapai kejayaanya pada abad XIV-XVIII. Bahkan syair-syair Sri Tanjung, tokoh pejuang Banyuwangi dan Sudamala serta Sang Setyawan yang diakui sebagai puncak karya sastra aliran sastra Blambangan, telah dipahatkan di teras Pendapa Candi Penataran yang dibangun pada masa Majapahit tahun 1375. Namun, peperangan dan kekuasaan VOC pada abad setelah itu menghentikan perkembangan bahasa dan sastra Blambangan yang kemudian berkembang hanya sebagai bahasa dan sastra lisan. 

Para budayawan Banyuwangi menyadari bahasa dan sastra lisan bagaimanapun tidak akan pernah dapat diangkat sejajar dengan bahasa dan sastra tulis. Karena bahasa dan sastra lisan selalu mengalami kemungkinan kerusakan dan kepunahan dalam perkembangannya. Itu terbukti dengan perkembangan bahasa dan sastra Osing yang lambat laun cenderung turun, seperti penelitian yang dilakukan Prof Dr Suparman Herusantoso dalam disertasinya di Universitas Indonesia pada 1987 dengan judul “Bahasa Osing di Kabupaten Banyuwangi”.

Cenderung turunnya bahasa dan sastra osing juga diungkapkan oleh Prof Dr Suripan Hadi Utomo, pengajar di Universitas Negeri Surabaya (Unesa). Menurut mereka, masyarakat Banyuwangi lebih cenderung memilih menggunakan bahasa Jawa dalam percakapan sehari-hari, ini lantaran bahasa Osing dianggap tidak mempunyai tingkatan tutur halus. Di dalam bahasa Osing, kata Maksur, ada unsur pengaruh bahasa Bali. Misalnya, kosakata “sing” (tidak) dan “bojog” (monyet). Selain itu, juga dipengaruhi unsur bahasa Inggris. Ia mencontohkan, seperti kata “sulung” yang artinya duluan, bahasa Inggris-nya “so long”, dan “nagud” dari kata “no good” yang berarti jelek.

Tentunya ini menjadi pekerjaan berat bagi para budayawan untuk berupaya melestarikan, membina, mengembangkan, dan mengangkat kembali bahasa dan sastra Osing lisan sebagai sastra dan bahasa tulis, lantaran harus mengumpulkan sejumlah konsep pedoman umum ejaan bahasa baik melalui kamus, tata bahasa, pedoman umum ejan bahasa, dan sastra. Perjalanan panjang dan melelahkan upaya menorehkan bahasa dan sastra Osing tulis diawali sejak tahun 1980, yaitu berdasar hasil kajian dan ide dari sejumlah budayawan dan peneliti bahasa. Pengumpulan konsep bahasa dan sastra tulis itu bisa rampung pada Februari 1991.

Hasil kajian itu kemudian diterbitkan dalam sebuah buku pedoman umum ejaan dan kamus Bahasa Osing yang disusun budayawan dan pengamat bahasa Osing, Hasan Ali. Penyusunan buku ini dilakukan secara deskriptif dan disesuaikan dengan pedoman umum ejaan bahasa Indonesia dan bahasa Jawa yang disempurnakan. Kamus Bahasa Osing itu sendiri hingga kini sudah cetakan edisi kelima, yang materinya terus disempurnakan hingga terkumpul 4.000 lebih kosakata.

Buku pedoman bahasa Osing tersebut akhirnya dijadikan pedoman, baik dalam kegiatan kebahasaan daerah sehari-hari maupun dalam kegiatan penulisan media cetak, khususnya dalam pengajaran bahasa Osing di sekolah. Dunia Pendidikan Setelah berhasil disadurkan dalam bentuk sastra dan bahasa tulis, upaya melestarikan bahasa itu terus dikembangkan salah satunya dengan memasukkan bahasa Osing sebagai mata pelajaran di sekolah (muatan lokal). Gagasan itu muncul dari dorongan Bupati Purnomo Sidiq pada tahun 1994. Dia mengajukan usulan itu dalam Kongres Bahasa Jawa di Kota Batu, Jatim, dan Solo, Jateng. Kemudian pada 1996, ditindaklanjuti dengan keluarnya surat keputusan bupati nomor 428 tahun 1996 tentang Pembentukan Tim Penyusunan Buku-buku Materi Bahasa Osing sebagai Kurikulum Muatan Lokal pada Pendidikan Dasar di Kabupaten Banyuwangi. Awal 1997, kebijakan memasukkan bahasa Osing dalam muatan lokal itu dicoba dilakukan di tiga sekolah dasar di tiga kecamatan, Banyuwangi, Rogojampi, dan Kabat. Ketika itu, Pemkab tidak langsung memberlakukan serempak pembelajaran bahasa Osing, lantaran sejumlah sekolah sempat menolak memasukkan bahasa Osing dalam muatan lokal, khususnya sekolah dari daerah yang etnis Jawa dan Maduranya lebih mendominasi. Padahal tujuan awal program tersebut bukan berarti mewajibkan Orang Madura atau Jawa harus bisa berbahasa osing, tetapi setidaknya mereka bisa mengenal bahasa Osing Banyuwangi. Lambat laun kebijakan ini bisa berkembang ke sekolah lainnya, ketika sedikitnya ada 10 sekolah di tiga kecamatan yang menerapkan pembelajaran bahasa Osing yang kemudian berlanjut hampir di tujuh kecamatan dengan jumlah 210 sekolah dasar yang menerapkannya.

Kemudian di era Bupati Samsul Hadi, program pengembangan pembelajaran bahasa Osing di sekolah terus berlanjut, bahkan bupati mewajibkan semua sekolah dasar dan sekolah menengah pertama memasukkan bahasa Osing dalam mata pelajaran di sekolah. Berikutnya ditindaklanjuti di era Bupati Ratna Ani Lestari dengan diterbitkannya peraturan daerah (perda) Nomor 5 tahun 2007 tentang Pembelajaran Bahasa Daerah pada Jenjang Pendidikan Dasar.

Ada lima materi yang diajarkan dalam pembelajaran bahasa Osing, mulai dari cara membaca, mendengarkan, menulis, sastra osing, dan berbicara. Kebijakan memasukkan kurikulum bahasa Osing dipandang cukup berhasil di tingkat SD, kendati itu tidak dijumpai di tingkat SMP. Pasalnya, hingga kini baru 15 SMP yang menerapkan pembelajaran bahasa itu.

Menurut Sekretaris Dewan Kesenian Blambangan Hasan Basri, masih banyaknya sekolah yang belum menerapkan pembelajaran bahasa Osing kepada siswanya karena terkendala tidak adanya tenaga pengajar yang bisa menguasai bahasa Osing. Selama ini, kata Basri yang juga menjadi guru bahasa Osing di SMP 1 Banyuwangi, para guru merasa dibebani dengan dimasukkanya materi pembelajaran bahasa Osing dengan berbagai alasan, mulai dari singkatnya pelatihan yang hanya membutuhkan waktu tiga hari. Selain itu, tidak adanya guru yang lulusan dari sarjana bahasa Osing, yang ada hanya guru lulusan bahasa Jawa. Sehingga, solusinya meminta kepada guru itu untuk merangkap.

Dewan Kesenian Blambangan sempat mengusulkan adanya tambahan tunjangan jam mengajar bagi guru yang memberikan mata pelajaran bahasa Osing, namun usulan itu belum bisa terealisasi dengan alasan khawatir terkendala dampak hukum. Kendati sudah hampir 12 tahun berjalan merambah di dunia pendidikan, belum ada terobosan untuk menyelesaikan kendala kurangnya tenaga pengajar yang khusus mengajar Bahasa Osing. Bahkan, di era Bupati Ratna Ani Lestari perkembangan masalah itu berjalan di tempat. Kurang begitu berpihaknya Bupati Ratna terhadap pembelajaran bahasa Osing di sekolah, kata Hasan Basri, terbukti dengan dipangkasnya anggaran untuk penerbitan buku pedoman Bahasa Osing. Berbeda dengan pemerintahan di zaman Samsul Hadi dan Purnomo Sidiq yang setiap tahunnya mengalokasikan anggaran mencapai Rp150 juta, digunakan untuk pencetakan sejumlah buku Bahasa Osing yang dibagikan kepada pengajar untuk menambah pengetahuan. Terpaksa, kata Hasan, untuk pencetakan buku tahun ini diserahkan ke pihak ketiga CV Cahaya yang tahun ini mencetak 500 eksemplar buku Panduan Bahasa Osing yang akan dikomersilkan ke masing-masing sekolah. 

Sementara itu, Kepala Dinas Pendidikan Banyuwangi Sulihtiyono mengatakan, tahun ini pihaknya telah menyiapkan pelatihan kepada sedikitnya 100 tenaga pengajar yang khusus dibekali materi pembelajaran bahasa Osing. Mereka nanti akan ditempatkan di beberapa sekolah mulai SD hingga SMP yang membutuhkan guru bahasa Osing. Diakuinya, masih minimnya jumlah guru mata pelajaran bahasa Osing, karena belum adanya universitas di Banyuwangi yang membuka jurusan bahasa Osing. “Kekurangan guru Bahasa Osing ini masih 50 persen, terpaksa para guru harus merangkap tugas baik sebagai guru mata pelajaran umum juga guru bahasa Osing,” ungkapnya. Kesenian Banyuwangi.

Pesatnya perkembangan bahasa Osing salah satunya karena kuatnya kesenian di Banyuwangi. Lihat saja sejumlah kekentalan tradisi adat hingga kesenian tari di Banyuwangi yang masih tetap dipertahankan. Misalnya, Seblang Olehsari dan Bakungan, adat Kebo-keboan, tari gandrung yang semuanya gending pengiringnya menggunakan bahasa Osing. Tidak hanya itu, sejumlah nama seniman Banyuwangi juga begitu dikenal, seperti Mohammad Arifin pencipta lagu Genjer-genjer, Hasan Ali budayawan Banyuwangi yang juga penerbit kamus Bahasa Osing, Asnan Singodimayan pemerhati budaya, dan masih banyak lainnya. Lagu-lagu berbahasa Osing Banyuwangi pun juga banyak digemari. Hampir setiap dikeluarkannya album Osing Banyuwangi selalu laris manis di pasaran, sehingga industri musik di Banyuwangi selalu mendapat untung. Seakan menjadi sebuah industri yang banyak meraup rupiah, hampir semua radio di Banyuwangi tidak ingin ketinggalan memberikan acara khusus berbahasa Osing, baik dalam bentuk pemutaran lagu-lagu, hingga interaktir percakapan dan pembelajaran bahasa Osing.

Seperti yang diutarakan direktur sebuah radio di Banyuwangi, I Wayan Artha, program berbahasa Osing yang dinamai patrol menjadi salah satu acara favorit yang paling digemari pendengar. Upaya pelestarian bahasa Osing tidak hanya dituangkan dalam bentuk lagu-lagu Banyuwangi, namun pengenalan bahasa Osing juga dilakukan oleh sejumlah organisasi perkumpulan masyarakat Banyuwangi yang merantau ke luar daerah dan tergabung dalam Ikatan Keluarga Besar Banyuwangi (Ikawangi).

Menurut Humas Ikawangi Nurhidayat, organisasi itu merupakan induk perkumpulan dari puluhan komunitas orang Banyuwangi, mulai dari “Lare Osing” (Laros), Pemuda Banyuwangi (Pelangi), Osengbaen, Laros Jaga Tarok, Kelompok Mahasiswa Banyuwangi, Prajurit Blambangan, dan “Blambangan Family Club”. “Jika dijumlah total anggota yang tergabung dalam Ikawangi se-Jabodetabek sebanyak 12 ribu KK, belum lagi mereka yang tergabung dalam blog dan milis di internet di luar Jawa,” paparnya. Setiap kumpul bersama komunitas Ikawangi, kata Dayat Osing panggilan akrabnya, mereka selalu menggunakan bahasa Osing, bahkan banyak masyarakat luar Banyuwangi yang tertarik mempelajari bahasa itu.

Seperti halnya “Anak Betawi” dan “Arek Suroboyo”, para pemuda dan orang-orang Banyuwangi punya sebutan sendiri: “Lare Osing”. Begitulah mereka menamakan dirinya. Entah itu yang bersuku Osing atau tidak, yang berbahasa Osing atau tidak, tetapi asalkan mereka bangga dan merasa punya suatu ikatan dengan Bumi Blambangan, Banyuwangi tercinta, di dalam hati mereka akan berkata, “Isun Lare Osing!” (saya pemuda osing).
Dari: http://www.antarajatim.com/lihat/berita/19625/lihat/kategori/7/lihat/kategori/2/Sospol

Rabu, 19 Januari 2011

Perilaku Seksual Dilihat Dari Huruf Depan Nama


Perilaku seksual Berkaitan Dengan Huruf Depan Nama katanya merupakan penjelasan dari perilaku seksual seseorang berdasarkan nama depan yang dimilikinya. Benarkah ada istilah Perilaku Seksual Berkaitan Dengan Huruf Depan Nama? Berikut perilaku seksual berdasarkan huruf depan nama :

Nama berawalan huruf A
Apa yang dilihat adalah yang didapat. Anda tidak punya kesabaran untuk bermain mata dan tak mau repot meladeni seseorang yang malu-malu kucing, manis, pura-pura sopan dan amat memikat hati. Anda adalah seseorang di garis depan. Ketika tiba saatnya berhubungan seks, tindakan adalah yang penting, dan bukan isyarat-isyarat tak jelas.

Nama berawalan huruf B
Penyuka suasana yang romantis. Anda senang menerima hadiah-hadiah sebagai tanda cinta dari pasangan. Anda ingin dimanja dan tahu bagaimana memanjakan pasangan. Anda sangat pribadi dalam menunjukkan rasa cinta dan khususnya saat bercinta.

Nama berawalan huruf C
Kedekatan dan kebersamaan adalah kunci utama. Anda harus dapat bicara dengan pasangan sebelum, selama dan sesudah bercinta. Anda ingin obyek kasih sayang Anda dapat diterima secara sosial dan kelihatan ganteng/cantik. Anda melihat kekasih sebagai teman dan pendamping. Ketika ini tidak tercapai, Anda mampu untuk pergi dalam jangka waktu yang lama, tanpa melakukan aktivitas seksual.

Nama berawalan huruf D Penuh semangat untuk mengejar target ‘sasaran’. Anda tak menyerah dengan mudah. Anda adalah orang yang sangat seksi, bergairah, setia dan penuh semangat dalam membina hubungan meski kadang posesif dan pencemburu. Seks bagi Anda adalah hal menyenangkan yang harus dinikmati. Anda terdorong oleh hal eksentrik dan tak biasa, bebas dan terbuka.

Nama berawalan huruf E
Jika teman kencan Anda bukan pendengar yang baik, hubungan Anda bisa buruk. Pasangan Anda harus menarik secara intelektual. Jika tidak, Anda tak akan tertarik secara seksual padanya. Anda butuh teman untuk seorang kekasih sekaligus pendamping untuk teman tidur.

Nama berawalan huruf F
Senang main mata. Tetapi sekali berkomitmen, Anda sangat setia pada pasangan. Anda sensual, seksi dan bergairah secara pribadi. Di muka publik Anda tampak senang pamer, mewah dan gagah. Anda terlahir sebagai orang romatis. Adegan cinta dramatis adalah fantasi favorit Anda di masa silam. Anda adalah kekasih yang amat baik hati.

Nama berawalan huruf G Anda hanya menanggapi kekasih yang secara intelektual sama atau lebih dan orang yang dapat meningkatkan status. Anda orang yang sensual dan tahu bagaimana meraih puncak stimulasi erotis, karena Anda mengerjakannya dengan amat cermat. Anda dapat menjadi seseorang yang amat aktif secara seksual, ketika menemukan waktu yang tepat.

Nama berawalan huruf H
Sosok kekasih yang sensual dan sabar. Anda sangat baik terhadap kekasih, terutama saat menjalani komitmen. Hadiah-hadiah Anda sebenarnya merupakan investasi bagi pasangan. Sebelum menjalani komitmen, Anda cenderung berhemat dan berhati-hati terhadap pengeluaran dan kebiasaan berkencan serta sama hati-hatinya dengan keterlibatan secara seksual.

Nama berawalan huruf I
Mudah bosan sehingga membutuhkan petualangan dan perubahan seksual. Anda menikmati kemewahan, sensualitas dan kenikmatan ragawi. Anda mencari kekasih yang tahu apa yang dikerjakan. Anda cerewet dan menghabiskan banyak tenaga untuk membuat keinginan terpenuhi. Anda butuh eksperimen dan mencoba mode baru untuk kegiatan seks. Anda lebih sensual daripada seksual, tetapi kadang menurun menjadi terlalu bernafsu.

Nama berawalan huruf J
Memiliki pasangan adalah hal yang sangat penting bagi Anda. Anda bebas dalam menyatakan cinta dan ingin mengambil kesempatan, mencoba pengalaman seks dan pasangan baru, membuat semuanya terasa enak.Bila tidak, Anda akan kesulitan menjaga hubungan dengannya. Anda membutuhkan cinta, disayang, dan makan malam bersama untuk tahu bahwa Anda dihargai.

Nama berawalan huruf K
Tak ada kata lain : Anda benar-benar luar biasa dan mengagumkan.

Nama berawalan huruf L
Tulus, penuh kasih, penuh nafsu dan mimpi. Anda mengakhiri hubungan atau berhenti menarik hati orang yang punya masalah tak biasa. Anda melihat diri sendiri sebagai penyelamat kekasih. Anda mudah jatuh cinta. Anda berfantasi dan terdorong oleh film dan majalah.

Nama berawalan huruf M
Emosional dan bersemangat. Ketika terlibat dalam sebuah hubungan, Anda melempar seluruh diri Anda di dalamnya. Tak ada yang bisa menghentikan Anda, tak ada satu palang pun yang menghalangi Anda. Anda percaya pada kebebasan seksual total. Anda ingin mencoba semua.

Nama berawalan huruf N
Payah di tempat tidur.

Nama berawalan huruf O
Anda sangat tertarik terhadap kegiatan seksual, tetapi sangat tertutup dan malu mengakui hasrat ini. Anda dapat mengarahkan banyak dari energi seksual itu untuk menghasilkan uang dan atau mencari kekuasaan. Anda penuh kasih, penuh gairah, pecinta seks menuntut hal yang sama dari pasangan.

Nama berawalan huruf P
Penampilan itu penting, oleh karenanya Anda membutuhkan pasangan yang kelihatan tampan/cantik. Anda juga butuh pasangan yang pandai. Anehnya, Anda kadang memandang pasangan sebagai musuh untuk mendorong getaran seks. Anda relatif bebas dari gangguan seksual.

Nama berawalan huruf Q
Butuh aktivitas dan dorongan konstan. Anda punya banyak sekali energi fisik. Tidak mudah bagi seorang pasangan untuk tetap bersama dengan Anda, baik secara seksual maupun hal lain. Anda adalah kekasih yang antusias dan cenderung tertarik pada orang dari kelompok etnis lain. Anda butuh roman, jantung hati dan bunga dan banyak perbincangan untuk menaikkan gairah dan berlanjut ke kegiatan seks.

Nama berawalan huruf R
Anda butuh seseorang yang dapat mengikuti langkah dan secara intelektual menyamai, lebih cerdas lebih baik. Anda menjadi bergairah lebih cepat karena dorongan pikiran dibanding badan yang indah. Namun ketertarikan fisik amat penting bagi Anda. Anda harus merasa bangga pada pasangan. Secara pribadi Anda sangat seksi tapi Anda tak meminta, Anda ingin berlaku sebagai guru.

Nama berawalan huruf S
Sangat tertutup dan pemalu. Anda sangat seksi, sensual dan bergairah tetapi tak membiarkan hal ini. Hanya dalam keintiman pribadi Anda membiarkan alam membuka rahasia Anda. Ketika seks menjadi hal fundamental, Anda adalah seorang ahli. Anda tahu semua trik kecil, dan sanggup bersandiwara atau bermain-main dan membuat kehidupan cinta menjadi sangat serius.

Nama berawalan huruf T
Sensitif dan pasif. Anda menyukai pasangan yang mengambil pimpinan. Musik, lampu temaram dan pikiran romantis menaikkan gairah Anda. Anda berfantasi tetapi tidak mudah jatuh cinta. Ketika sedang kasmaran, Anda romantis, idealis, menggelegak dan amat bersemangat. Anda menikmati saat pikiran dan perasaan terdorong, terangsang dan tergoda.

Nama berawalan huruf U
Antusias dan idealis. Ketika tidak sedang jatuh cinta, Anda jatuh cinta dengan cinta itu sendiri dan selalu mencari seseorang untuk dipuja. Anda melihat roman sebagai tantangan. Anda adalah seorang penjelajah dan butuh petualangan, kehebohan dan kebebasan. Anda hanya berurusan dengan hubungan yang potensial. Anda merasa nikmat memberi hadiah dan nikmat melihat pasangan terlihat cantik/tampan.

Nama berawalan huruf V
Anda menunggu sampai kenal seseorang dengan baik sebelum berkomitmen. Mengenal seseorang berarti menjiwainya. Anda merasa butuh mengerti isi kepalanya untuk mengerti apa yang membuatnya bergerak. Anda tertarik pada orang bertipe eksentrik. Seringkali ada perbedaan usia antara Anda dan pasangan.

Nama berawalan huruf W
Tekun dan menikmati percumbuan.Ego Anda dipertaruhkan. Anda romantis, idealis dan sering jatuh cinta dengan cinta itu sendiri dan tidak melihat pasangan sebagai dirinya sendiri. Anda merasa benar-benar melemparkan seluruh diri Anda ke dalam hubungan. Tak ada yang terlalu baik untuk pasangan.

Nama berawalan huruf X
Mudah bosan. Anda dapat berpacaran dengan lebih dari satu orang dengan mudah. Anda tak dapat mematikan pikiran. Anda terus bicara selagi bercinta. Anda punya hubungan cinta yang hebat, semuanya oleh diri sendiri dan di dalam kepala.

Nama berawalan huruf Y
Seksi, sensual dan sangat mandiri. Bila tak mendapatkannya dengan cara Anda sendiri, Anda menghentikan segala sesuatunya. Anda ingin mengontrol hubungan yang tidak selalu berjalan dengan baik. Anda merespon dorongan fisik, menikmati sentuhan di leher dan menghabiskan berjam-jam hanya untuk menyentuh, merasakan dan mengeksplorasi.

Nama berawalan huruf Z
Bisnis dulu, baru seks. Jika Anda diganggu urusan karir, bisnis atau urusan uang, Anda akan susah untuk rileks dan mendapat mood untuk bercinta. Anda idealis romantis terhadap tanggung jawab dan merasa harus sangat sensual. Anda tak pernah kehilangan kontrol terhadap emosi. Anda sangat hati-hati sebelum memberikan hati dan tubuh untuk urusan satu ini. (sumber : www.kaskus.us)

Selasa, 18 Januari 2011

Kisah Inspiratif Hadi Susanto

by Akmal Nasery Basral on Monday, January 17, 2011 at 11:54am
 
Di bawah ini adalah salah satu wawancara paling inspiratif yang pernah saya lakukan sebagai wartawan. Jangan dilihat profesi Hadi Susanto sebagai doktor matematika muda yang cemerlang di dunia internasional sekarang. Tapi bagaimana perjuangannya dalam mewujudkan mimpi itu yang menurut saya luar biasa. Betul-betul tak mudah dijalani, menderita lahir batin, tetapi semua dijalaninya dengan tekun.

Mungkin tak terbayang jika melihat para muridnya saat ini (yang sebagian besar mahasiswa pascasarjana Eropa) hanya beberapa tahun lalu, Hadi pernah menyambung hidup dengan mendatangi banyak resepsi perkawinan orang yang tak dikenalnya setiap Sabtu-Minggu, hanya supaya bisa makan. Atau bagaimana karena tak punya uang untuk naik kereta api  kelas ekonomi, dia tak keberatan duduk di kereta barang dengan gerbong sesak penumpang tanpa lampu antara Lumajang-Bandung demi mengejar impiannya. Subhanallah.

Salam,

ANB


Koran Tempo, Minggu, 18 Mei 2008

Tamu 


Hadi Susanto: Kebangkitan Nasional Harus Dilakukan Setiap Hari

Tak banyak yang mengenal nama ini: Hadi Susanto. Ia tak beredar  di Tanah Air sejak awal milenium baru, hampir sepertiga dari umurnya yang baru 29 tahun. Apalagi untuk mendengar reputasinya sebagai salah seorang matematikawan muda yang sedang memahat nama di jajaran legenda pakar matematika dunia.

Hadi Susanto


Bahkan para pembaca novel superlaris Ayat-ayat Cinta karya  Habiburrahman El-Shirazy pun tak akan menduga bahwa Hadi Susanto yang menulis kata pengantar menarik di novel itu adalah Hadi yang di umur 27 tahun meraih gelar doktor matematika dari Universiteit Twente, Belanda, dan kini mengajar di Nottingham, Inggris.

Lahir di sebuah desa kecil di Kabupaten Lumajang, Jawa Timur, Hadi mencecap pendidikan di SDN Kunir Lor 1, SMPN Kunir, dan SMAN 2 Lumajang. Saat di bangku SD, ia selalu terpilih sebagai wakil sekolah dalam lomba cerdas cermat di tingkat kabupaten. Anehnya, begitu bertanding nilainya hampir selalu nol. "Saya selalu grogi melihat anak dari sekolah lain yang selalu tampak keren dan bergaya," katanya.

Kini dunia berbalik. Banyak yang "grogi" melihat prestasi mahasiswa terbaik ITB tahun 2000 yang juga aktif berkiprah di
dunia sastra itu. "It is impossible to be a mathematician without being a poet in soul," ungkapnya mengutip Sofia Vasilyevna Kovalevskaya (1850-1891), matematikawan- cum-penyair Rusia perumus teorema Cauchy-Kovalevsky.

Saat dikontak harian ini sebagai calon rubrik "Tamu" berkaitan dengan Hari Kebangkitan Nasional 2008, pada awalnya Hadi menolak. "Saya membaca wawancara Koran Tempo dengan Pak Anies Baswedan (Rektor Universitas Paramadina– Red.) lewat kiriman e-mail seorang teman. Saya tak sebanding dengan Pak Anies untuk menjadi `Tamu'," katanya dengan suara lembut di ujung saluran telepon internasional.

Akhirnya, Kamis lalu, calon ayah yang sedang menunggu kelahiran anak pertamanya pada Juli depan ini bersedia juga diwawancarai wartawan Tempo  Akmal Nasery Basral setelah berkorespondensi lewat surat elektronik dalam beberapa kesempatan sebelumnya.

Mengapa menurut matematikawan muda yang 26 karya ilmiahnya sudah muncul di sejumlah jurnal internasional itu kebangkitan nasional tak akan terjadi jika hanya muncul dari perayaan yang timbul setahun sekali?

Petikannya:

Anda menyelesaikan kuliah dalam tiga tahun dan terpilih sebagai Mahasiswa Terbaik ITB tahun 2000. Bagaimana ceritanya?

Sebetulnya masa kuliah saya hampir empat tahun. Yang kuliah saja memang tiga tahun, tapi memasuki tahun keempat saya mendapat kesempatan mengunjungi Belanda selama delapan bulan untuk mengerjakan TA (tugas akhir–Red.) di Universiteit Twente (UT). Begitu diwisuda, saya diumumkan terpilih sebagai penerima Ganesha Prize, Mahasiswa Berprestasi Utama ITB, dengan hadiah mengunjungi Belanda lagi selama tiga bulan. Oleh UT saya ditawari melanjutkan
kuliah di sana. Maka mulai Agustus 2001 saya mengambil program kombinasi MSc/PhD untuk periode empat tahun.

Tapi, selesai PhD Anda tidak kembali ke Indonesia. Mengapa?

Selesai dari Twente saya melanjutkan studi post doctoral di Massachusetts, Amerika Serikat. Saya mendapat visiting assistant professorship selama tiga tahun di University of Massachusetts (UMass), Amherst. Kewajiban saya mengajar dua kelas per semester selain tugas melakukan riset. Menjelang selesai di UMass, saya kirimkan sejumlah aplikasi ke universitas di Amerika Serikat dan Eropa.

Akhirnya, sejak Januari 2008 saya menjadi dosen di University of Nottingham, Inggris. Mengapa saya tidak segera
kembali ke Indonesia, karena saya ingin memperdalam dulu bidang ini. Apalagi sekarang istri saya sudah di sini. Juli mendatang, insya Allah, anak pertama kami lahir.

Anda terlihat begitu mudah meniti karier. Berpindah-pindah dari Belanda, Amerika Serikat, Inggris, sebagai doktor matematika, padahal usia Anda belum lagi 30 tahun. Apakah semua ini memang
semudah yang terlihat?

Tidak. Dua tahun pertama saya kuliah di ITB, kondisi saya sulit sekali. Saya tak bisa hidup hanya dari beasiswa, harus kerja juga. Uang kerja dan beasiswa yang saya dapatkan dibagi tiga:
untuk kebutuhan saya di Bandung, keperluan orang tua di Lumajang, dan biaya kuliah adik.

Tiap Sabtu-Minggu saya keliling hotel dan gedung resepsi di Bandung bermodal pakaian rapi. Tanpa tahu siapa
yang punya hajat, saya masuk saja ke pesta orang-orang kaya, yang penting bisa makan. Pernah juga setelah libur Lebaran, ketika kembali ke Bandung saya tak punya cukup uang untuk membeli karcis kereta ekonomi. Akhirnya, saya naik kereta barang, duduk di lantai gerbong bersama sekitar 100-an orang. Perjalanan sekitar 12 jam itu berlangsung malam hari dan tanpa lampu di gerbong saya. Gelap sekali. Mungkin kalau dituliskan bisa jadi  Laskar Pelangi (judul novel karya Andrea Hirata–Red. ) versi orang Jawa (tertawa kecil). Itu beberapa contoh besar. Kalau penderitaan lainnya banyak sekali.

Bagaimana Anda melewati masa-masa sulit itu untuk bersinar di ITB?

Berkat dukungan dan doa banyak orang. Ketika dosen kuliah agama Islam saya, Ustad Asep Zaenal Ausof, akan berangkat umrah, saya datangi dia dan minta didoakan khusus. Saat itu kehidupan saya sedang di bawah sekali. Usaha orang tua saya yang berjualan kain dan baju di pasar bangkrut total.

Kami terjebak rentenir sehingga harus jual sawah, dan akhirnya satu-satunya rumah yang kami punya persis menjelang saya lulus SMA. Begitu lulus SMA, saya sudah memutuskan untuk tidak kuliah, tapi keluarga saya, terutama ibu,
tidak setuju. Saya harus terus kuliah. Alhamdulillah, saya lulus UMPTN dan diterima di ITB, tapi untuk membayar uang masuk yang beberapa ratus ribu saja kami tak mampu. Akhirnya, saya putuskan lagi untuk tidak mendaftar. Tapi ibu saya berjuang terus sampai detik terakhir. Akhirnya ketika saya bisa berangkat ke Bandung, dalam hati saya cuma ada satu tekad untuk berhasil dan membahagiakan keluarga.

Apa yang menyebabkan Anda begitu tertarik untuk mendalami matematika?

Sejak SD saya suka mengamati bagaimana angka-angka bisa dimainkan dengan operasi-operasi yang saling berhubungan. Di SMP saya mulai menyadari bahwa dasar dari fenomena alam di sekitar kita bisa dirumuskan melalui matematika. Ketika sesuatu sudah dituliskan ke dalam persamaan dan rumus, sesuatu itu menjadi berada di tangan
kita yang bisa kita main-mainkan.

Tapi pencerahan saya yang sebenarnya terjadi di ITB ketika mengikuti ceramah agama yang disampaikan dosen astronomi Pak Mudji Raharto. Beliau salah seorang astronom yang sampai saat ini selalu menjadi rujukan dalam penentuan awal dan akhir bulan Ramadan. Ada satu bagian dari ceramahnya yang membuat saya terpana, bahwa alam semesta ini juga bisa dirumuskan dalam formulasi matematika. Saat itu saya berkata dalam hati, "Tuhan pasti ahli matematika!" Sejak itu pula saya melihat dunia ini seperti tersusun dari angka-angka. Mungkin seperti film The Matrix.

Tetapi mengapa bagi sebagian besar siswa Indonesia, matematika jauh dari pengalaman yang menyenangkan seperti yang Anda alami?

Matematika menjadi sesuatu yang menakutkan bagi mayoritas siswa Indonesia karena pesan dari matematika itu sering tidak sampai. Jika kita belajar matematika sebagai sebuah hafalan, maka matematika menjadi tidak seksi lagi. Mempelajarinya menjadi sesuatu yang memberatkan. Tapi jika kita tahu bahwa yang dipelajari itu adalah, dan tidak lebih dari, "perumuman" dari masalah sehari-hari yang sudah kita kenal, maka matematika akan menjadi sangat menyenangkan. Di Indonesia ada beberapa matematikawan yang menguasai betul bagaimana membuat matematika menjadi menarik, misalnya almarhum Profesor Andi Hakim Nasution yang dulu rutin mengisi kolom di harian Republika dan almarhum Profesor Ahmad Arifin dari ITB.

Anda dikenal juga punya minat yang besar dalam sastra, misalnya dengan menulis kata pengantar novel Ayat-ayat Cinta karya Habiburrahman El-Shirazy yang kini merupakan film terlaris di
Tanah Air dari jumlah penonton. Puisi-puisi Anda muncul di banyak antologi bersama. Bagaimana relasi antara matematika dan sastra ini berkelindan dalam kehidupan Anda?

Sebetulnya saya kenal Ustad Abik (nama panggilan Habiburrahman El-Shirazy– Red.) lewat internet. Saya waktu itu di Belanda, beliau di Mesir. Kami bertemu di pesantrenvirtual. com. Dari situ sering berdiskusi sastra. Menurut saya hubungan matematika dengan sastra sangat dekat. Untuk bisa menikmati keindahan matematika tidak hanya diperlukan logika, tapi juga perasaan, seperti halnya seni. Einstein mengatakan, "Pure mathematics is, in its way, the poetry of logical ideas."

Jadi seorang matematikawan pada dasarnya seorang penyair?

Kurang lebih. Dan itu bukan cuma pendapat Einstein. Sofia Kovalevskaya, wanita pertama yang mendapat pendidikan formal PhD di Eropa yang terkenal dengan teorema Cauchy-Kovalevsky, juga seorang penyair. Dia bilang, " 
It is impossible to be a mathematician without being a poet in soul."

Karl Weierstrass, peletak dasar analisis matematika modern yang juga mentor Sofia, membenarkan ungkapan muridnya dan menambahkan, " It is true that a mathematician who is not also something of a poet will never be a
perfect mathematician. " Kalau kita percaya dengan ucapan Weierstrass ini, maka saya paling tidak penggemar sastra, karena belum bisa disebut sastrawan (tertawa).

Contoh-contoh yang Anda sebut itu dalam konteks apresiasi, bukan? Bagaimana dalam konteks kreasi atau penciptaan karya sastra?

Saya kira contohnya juga banyak. Bahkan Hadiah Nobel di bidang sastra pun ada matematikawan yang memenangkannya. Pada 1904, Hadiah Nobel untuk sastra diberikan kepada dramawan dan matematikawan Spanyol Jose Echegara y. Pada 1950, Nobel Sastra juga diberikan kepada seorang matematikawan, Bertrand Russell.
Dua orang ini disebut matematikawan karena mereka memang profesor matematika. Saya mendengar rumor bahwa pada 1999 seorang matematikawan, associate professor di University of New Mexico,

Gallup, juga sempat dinominasikan sebagai kandidat penerima Hadiah Nobel sastra.

Apakah relasi yang akrab antara matematika dan sastra itu juga terlihat di dunia Islam?

Ada, misalnya Omar Khayyam yang terkenal dengan Rubaiyyat-nya itu. Selain sebagai penyair, Omar Khayyam juga terkenal sebagai ahli matematika geometri yang mengoreksi postulat Euklid. Dan saya kira tema-tema seperti ini harus sering diperbincangkan.

Mengapa?

Saya lihat dunia anak muda di Indonesia terlalu banyak dijejali dengan tayangan infotainment, seakan-akan menjadi artis adalah satu-satunya jalan yang harus ditempuh agar bisa sukses dan terkenal. Ditambah dengan program-program pencari bakat yang menawarkan ketenaran instan yang tanpa disadari sering kali menipu.

Padahal dunia sains juga menawarkan gaya selebritasnya sendiri, misalnya setelah buku Sylvia Nasar A Beautiful Mind terbit, publik jadi mengidolakan matematikawan John Nash Jr. (A  Beautiful Mind sudah difilmkan dengan judul sama, dibintangi oleh aktor Russell Crowe sebagai John Nash Jr.– Red.) Bahan-bahan seperti ini cukup banyak. Saya sendiri terinspirasi untuk menulis polemik antara Sylvia Nasar dan Prof. Shing-Tung Yau, salah seorang jenius matematika saat ini yang juga aktif menulis puisi-puisi Cina. Konflik mereka sangat menarik di dunia matematika, tak kalah hebohnya dengan kisruh Maia-Dhani di televisi Indonesia (tertawa).

Seperti apa sih kalau selebritas matematika berseteru?

Konflik mereka dimulai ketika Nasar menulis artikel di  The New Yorker yang menuduh Shing-Tung Yau hendak mencuri kredit atas usaha Grigori Perelman yang berhasil memecahkan satu dari Millennium Prize Problems, yang untuk satu solusi dari masing-masing problem berhadiah satu juta dolar. Dari sini cerita
yang menggemparkan dunia permatematikaan internasional ini bergulir. Kisah ini, menurut saya, menarik untuk dibaca anak-anak muda di Indonesia, selain buku-buku matematika populer yang ditulis oleh mendiang Prof. Hans Wospakrik. Intinya agar generasi muda kita tahu bahwa pengertian idola dan selebritas itu bukan hanya dari kalangan artis.

Jadi, Anda mengharapkan ada semacam kebangkitan nasional, dari generasi muda khususnya, dalam memaknai masa depan?

Ketika kuliah di Bandung, saya melihat kebangkitan nasional itu hanya motto belaka bagi kawan-kawan yang berasal dari kalangan berada. Dan tidak mungkin perubahan besar yang diharapkan dari kebangkitan nasional itu akan muncul jika hanya dihasilkan oleh kesadaran yang muncul setahun sekali. Menurut saya, kebangkitan nasional harus dilakukan setiap hari, yaitu bangkit untuk bisa bermanfaat bagi orang banyak, minimal orang-orang yang bisa saya jangkau dengan kedua tangan saya, dengan membuat mereka bermanfaat pula bagi orang-orang di sekitar mereka. Dengan saling
menularkan kebangkitan seperti ini, saya kira, arti kebangkitan nasional itu baru menemukan maknanya.

Bagaimana Anda melihat perkembangan dunia matematika di Indonesia sekarang?

Profesor Achmad Arifin pernah bilang, "Matematikawan, khususnya aljabar, Indonesia masih berada pada taraf memahami pekerjaan orang lain, belum pada tahap mengembangkan. " Saya kira pendapat ini benar. Lihatlah bagaimana guru besar yang seharusnya menjadi ujung tombak dan tolok ukur kualitas penelitian justru sering kali minim kontribusinya di jurnal-jurnal internasional. Namun, sebagai orang yang sejak lulus S1 sampai saat ini belum pernah
tinggal di Indonesia, saya merasa tidak punya hak lebih untuk memberikan saran. Mesti begitu, saya tahu pasti ada banyak dosen dan periset di Indonesia yang terus memegang idealismenya. Mereka orang-orang yang sangat militan di tengah segala keterbatasan dalam melakukan penelitian. Pemerintah dan media massa harus membantu mereka.

Ada kisah-kisah yang lucu sebagai dosen matematika di luar negeri?

Aksen bahasa Inggris di Nottingham ini kan berbeda dengan di Massachusetts, jadi saya harus beradaptasi lagi ketika mengajar. Nah, kadang-kadang begitu ada mahasiswa saya yang bertanya, saya masih belum menangkap inti pertanyaannya, jadi saya bilang, "Coba ulangi lagi?"

Eh, mereka bilang nggak jadi. Mungkin mereka pikir dosennya ini ngetes apakah mereka yakin dengan pertanyaan sendiri
atau tidak (tertawa).

* * *



Nama: Hadi Susanto
Tanggal lahir: Lumajang, 27 Januari 1979
Istri: dr. Nurismawati Maghfira
Pekerjaan:Dosen matematika di University of Nottingham, Inggris
Pendidikan:

* MSc dan PhD dari Universiteit Twente, Belanda
* Sarjana Matematika ITB, Bandung


Penghargaan:
Ganesha Prize (Mahasiswa Terbaik ITB) 2000


Karya Sastra:
Puisi
* Graffiti Gratitude (YMS/Angkasa Bandung, 2001)
* Les Cyberletters: antologi puisi cyberpunk (YMS, 2005)
* Dian Sastro for President #3 (On/Off Book & Insist Press,
2005)

Cerpen
* Merah di Jenin (FBA Press, 2002)
* Jika Cinta (Senayan Abadi, 2004)
* Dari Negeri Asing (Syaamil, 2001)
* Graffiti Imaji (YMS, 2002)

Semoga tulisan dari wartawan tempo Akmal Nasery Basral ini akan memberi inspirasi bagus buat hidup kita. Amiin

Dugaan Korupsi di Program Penerimaan Mahasiswa Baru KSDI di Universitas Indonesia

by Ade Armando on Thursday, January 6, 2011 at 1:21pm

Apakah Universitas Indonesia peduli dengan arti penting pembangunan daerah-daerah di luar Jakarta? Apakah UI peduli agar pengelolaan pendidikan negara ini bersih dari Korupsi, Kolusi, Nepotisme? Apakah UI peduli dengan nasib mahasiswa-mahasiswa pintar yang tak mampu?
Saya kuatir, jawabannya tidak. .  

Di sini, saya ingin menshare apa yang saya ketahui tentang sebuah program penerimaan mahasiwa baru bernama KSDI yang dimulai beberapa tahun lalu. Saya menuliskan ini tidak untuk ‘mencemarkan nama baik’ UI. Saya hanya kuatir bahwa program ini sudah disalahgunakan, menjadi lahan korupsi dan  mengeksploitasi mahasiwa.

Ini bermula dengan nasib seorang mahasiswa dari Bengkulu, bernama David Wilkinson, di program Sarjana S-1 Reguler Departemen Ilmu Komunikasi FISIP UI. Ia dikenal pintar. Sejauh ini Indeks Prestasinya di UI bagus, dengan IPK 3,5. Di SMA dia pernah menjadi ketua OSIS.

David  adalah anak keluarga tak mampu (orangtuanya petani) yang masuk UI melalui program Kerja Sama  Daerah dan Industri (KSDI). Program KSDI adalah sebuah program penerimaan mahasiswa baru yang diperkenalkan UI sejak 2008.  

Kalau kita merujuk pada pernyataan Rektor UI, Gumilar Rusliwa S., program ini dicanangkan dengan niat ‘mulia’. Saya kutipkan pernyataan Rektor saat peresmian program April 2008 lalu. Dia bilang, salah satu persoalan yang dihadapi di tataran implementasi otonomi daerah adalah kelangkaan sumber daya manusia (SDM) yang berkualitas. "Anak-anak daerah yang diterima di UI pada umumnya enggan kembali ke daerahnya. Oleh karena itu, guna pemerataan SDM yang berkualitas, kita membuat kerja sama dengan daerah dan industri," katanya saat memberikan keterangan pers di Gerai Informasi dan Media Depdiknas, Jakarta, Jumat (11/04/08).

Mahasiswa yang terpilih harus memiliki prestasi tinggi. Calon mahasiswa adalah siswa peringkat kelas 1-10 dari semerster 1 s.d. 5; atau memiliki memiliki prestasi khusus di bidang yang sesuai dengan program yang dituju. Calon mahasiswa yang diterima di UI harus menandatangani kontrak dengan daerah atau industri yang bersangkutan, untuk kembali bekerja di daerah dan industri setelah lulus.

Saat itu, kata Gumilar, total propinsi yang mengikuti program KSDI adalah sebanyak 11 propinsi. Untuk wilayah kabupaten dan kota sebanyak 112 kota, sedangkan industri sebanyak 16 perusahaan. Jumlah penerimaan mahasiswa melalui KSDI ditentukan sebesar 20 persen dari seleksi nasional perguruan tinggi.

Sebenarnya sebagian pihak tak terlalu percaya bahwa tujuan utama KSDI adalah untuk membangun daerah. Milsanya saja, sejak awal orang sudah mempertanyakan, mengapa uang SPP peserta KSDI dibuat lebih mahal daripada mahasiswa biasa? Mahasiswa KSDI harus membayar Rp. 10 juta per semester, sementara mahasiswa jalur normal hanya harus membayar Rp. 5 juta per semester. Karena itu tak mengherankan bila sebagian pihak menganggap KSDI ini hanya salah satu cara UI menarik uang sebanyak-banyaknya dari mahasiswa, selain misalnya dengan mengembangkan program kelas Internasional yang SPPnya juga jauh lebih mahal.

Tapi keraguan semacam itu ditepis Rektor. Ia ketika itu dengan bangga menyatakan bahwa UI merupakan universitas pertama yang menjalankan program semacam ini di Indonesia. Dia berharap, dengan adanya program KSDI ini, UI akan menjadi motor bagi universitas lain untuk menjalin kerjasama-kerjasama dengan daerah dan industri.

David adalah salah seorang siswa berprestasi yang masuk melalui jalur itu. Kesalahan dia terbesar adalah teralu percaya pada Pemda Bengkulu dan UI.

Saat dia masuk UI, dia harus membayar sekitar Rp. 27 juta. SPP semester pertamanya sendiri memang ‘hanya’ Rp. 10 juta; tapi uang pangkal plus uang ini-itu mencapai Rp. 17 juta. Seharusnya tentu saja biaya itu ditanggung Pemda Bengkulu. Tapi oknum di Pemda bilang, uang itu belum ada sehingga harus dibayar dulu oleh keluarga David. Uang itu nantinya akan dibayar beberapa bulan kemudian. Saya tak tahu persis apakah David sempat melapor ke UI tentang masalah itu. Yang pasti, David akhirnya membayar Rp 27 juta setelah  orangtuanya pinjam kanan-kiri dan menjual kebun yang merupakan sumber penghasilan mereka.

Pemda menjanjikan uang itu akan dibayar di semester kedua. Ternyata yang turun di awal semester kedua adalah uang untuk SPP semester kedua sebesar Rp. 10 juta. Utang Pemda Rp 27 juta itu tak pernah dibayar sampai sekarang.
Pada semester ketiga, lagi-lagi uang SPP tak turun. Pada semester keempat, uang SPP turun tapi tak penuh. Dari Rp 10 juta, yang dikucurkan ke David hanya Rp. 7,5 juta.

Pada semester kelima, lagi-lagi di awal semester uang SPP tak turun. Kasus itu tercium oleh teman-teman David karena  dia hampir-hampir tak bisa melanjutkan kuliah. Ia sudah mati-matian mengumpulkan uang, tapi jumlahnya jauh dari Rp 10 juta. Akhirnya, di bawah koordinasi Himpunan Mahasiswa Ilmu Komunikasi (HMIK), berlangsunglah penggalangan dana. Uang itu terkumpul dan David bisa melanjutkan kuliah.

HMIK tak tinggal diam. Mereka melapor ke Rektorat, mereka melapor ke Fakultas. Jawaban penanggungjawab KSDI di rektorat sangat mengecewakan. Mereka tak mau terlibat karena menurut mereka selama ini uang pembayaran SPP David tidak pernah bermasalah. Bahkan ketika dikatakan HMIK bahwa uang itu bukan dari Pemda melainkan dari keluarga David yang sudah berutang kanan-kiri, menjual segala harta benda, atau David sendiri yang harus kerja keras bekerja serabutan di Jakarta, plus bantuan dari para mahasiswa, pihak rektorat tak peduli. Mereka bahkan tak mau berikirim surat ke Pemda Bengkulu

Pihak rektorat bahkan tak mau membantu agar David tak perlu membayar SPP sebesar peserta program KSDI lain yang jumlahnya mencapai Rp 10 juta. HMIK meminta agar David cukup membayar Rp 5 juta sebagaimana mahasiswa normal lain. Rektorat menolak karena David adalah mahasiswa peserta KSDI.

HMIK meminta agar David memperoleh bea siswa lain yang memang banyak tersedia di UI, rektorat menolak karena David dianggap sudah memperoleh bea siswa dari KSDI.

Karena menghadapi jalan buntu di Rektorat, HMIK menghubungi pihak Fakultas. Untunglah Dekan FISIP, Dr. Bambang Shergi bersedia mengirimkan surat ke Pemda Bengkulu. Langkah itu berhasil. Setelah sekian waktu, uang untuk biaya SPP semester lima itu diturunkan Pemda. David akhirnya bisa membayar sebagian pinjamannya.

Apakah cerita selesai? Tidak. Pertama-tama, Pemda Bengkulu sebenarnya masih berutang setidaknya Rp. 37 juta pada keluarga David (di awal kuliah Rp. 27 juta, untuk semester ketiga Rp. 10 juta). Kemanakah uang itu pergi? Keluarga David sendiri masih berutang pada banyak pihak. Kedua, tak ada jaminan bahwa pada semester keenam (yaitu sejak akhir Januari 2011), Pemda akan membayarkan SPP pada David.

Kisah David ini semula mungkin akan sirna dengan sendirinya, kalau saja tidak ada seorang mahasiswa S-1 Komunikasi UI yang menulis artikel mengenai David. Mahasiswa ini (bernama Mimi Silvia) sebenarnya menulis features untuk keperluan kuliah ‘Menulis Features’ yang diberikan oleh Dr. Zulharil Nasir. Ia tertarik dengan kisah David. Tulisan itu ia kirimkan ke harian Singgalang di Padang, kota tempat tinggalnya.

Mimi sebenarnya sudah menulis dengan sangat berhati-hati. Ia bahkan tidak menulis nama kota Bengkulu. Ia tidak mengatakan bahwa Pemda Bengkulu menggelapkan uang. Ia hanya menyatakan bahwa Pemda mengalami kesulitan dana. Ia tidak menulis soal UI. Ia menulis tentang kesulitan hidup David untuk bertahan di Jakarta. Sebuah features berisikan human-interest biasa. Tapi tulisan itu rupanya diforward ke banyak pihak, termasuk di jejaring Kaskus.

Nyatanya, tulisan itu sudah cukup membuat sebagian pihak marah besar. Bila dekan FISIP bersimpati dengan kasus David, tidak demikian halnya dengan Manajer Kemahasiswaan dan Hubungan Alumni FISIP UI, Rissalwan Habdy Lubis, S. Sos, M. Si. Dia mengeluarkan surat berisikan rekomendasi pada Dekan untuk (saya kutip dari suratnya yang ia tembuskan ke Departemen ilmu Komunikasi)
  1. Memberi teguran keras kepada Mimi Silvia sebagai penulis artikel yang tidak menerapkan etika jurnalisme pemberitaan dua sisi
  2. Meminta Harian Singgalang … untuk memuat Hak Jawab yang akan diberikan pihak Universitas Indonesia sebagai institusi pendidikan yang sudah dicemarkan nama baiknya
  3. Meminta klarifikasi dari Dosen Mata Kuliah “Menulis Features” mengenai kasus ini.
Di luar itu, David dan Mimi sendiri dihubungi oleh beberapa pihak dari Rektorat atau Fakultas  untuk tak lagi menceritakan hal-hal yang negatif mengenai UI.

Pada titik ini, terlihat bahwa para pengelola pendidikan di UI, kecuali Dekan FISIP, nampaknya lebih peduli dengan  soal imej atau pemasukan uang ketimbang hal-hal substansial, seperti kemungkinan program KSDI menjadi lahan korupsi, penyalahgunaan KSDI atau nasib dan penderitaan mahasiswa UI sendiri.

Apalagi dengan munculnya kasus ini memang terungkap bahwa program KSDI ini sebenarnya jauh dari harapan muluk yang pernah dicanangkan Rektor. Meski untuk itu harus ada penelitian lebih lanjut, diduga banyak peserta KSDI bukanlah mahasiswa-mahasiswa berprestasi, melainkan para mahasiswa yang dekat dengan pejabat daerah atau mereka yang cukup kaya untuk membayar ke Pemda untuk memperoleh hak sebagai mahasiswa KSDI. Program ini diduga menjadi sangat diwarnai oleh Korupsi, Kolusi dan Nepotisme.

Jadi sangat mungkin bahwa bukan hanya David yang tidak dibayar beasiswanya. Masalahnya mungkin sekali yang lain itu memilih untuk diam karena merasa sudah beruntung bisa masuk UI atau karena memang sejak awal sudah bersepakat untuk tidak memperoleh beasiwa yang dijanjikan. Uang itu sendiri, mungkin sebenarnya sudah dianggarkan, tapi memang tidak mengalir ke bea siswa  mahasiswa.

David mungkin tidak sendirian. Hanya saja, yang lain mungkin tidak terdeteksi saja kasusnya ataupun enggan untuk bicara. Bagaimanapun, ada persoalan besar dengan program KSDI ini. Pertanyaannya: Apakah UI Peduli?

Saya kuatir, tidak.

* Tulisan ini adalah tulisan dari Bapak Ade Armando, salah seorang dosen Fakultas Komunikasi pada Universitas Indonesia (UI) yang saya kutip dari note beliau di facebook.

Kamis, 13 Januari 2011

Kebahagiaan Dihempas Badai Kehidupan

 By: M. Agus Syafii

Pernah ada seorang bapak datang ke Rumah Amalia. Beliau bertutur, hidup bagai sebuah perjalanan, begitu katanya. Ada saatnya naik dan ada saatnya turun. Diusianya hampir setengah abad, dirinya menikmati kesuksesan sekaligus menderita penyakit yang cukup berbahaya. penyakit lever yang dideritanya adalah penyakit pengantar maut. Namun pada saat yang mencekam itu suara adzan terdengar menusuk hatinya, membuka hatinya, sebuah kesadaran untuk menuju jalan yang selama ini diabaikannya. Duduk terbaring dirumah sakit tidaklah menyenangkan. Hari-harinya terasa panjang dan menjenuhkan. Tiba-tiba dirinya didatangi seorang suster menanyakan apakah ia sudah sholat.  Dirinya tak pernah mengira mendapatkan pertanyaan itu. Ia terpukul, Ia sadar bahwa dirinya bukanlah seorang mukmin yang baik namun dihati kecil hanya ada keinginan menjadi orang taat kepada Allah.

Disaat suster itu meninggalkannya, pertanyaaan itu membuatnya merenung lebih dalam. Tak tahu kenapa begitu setiap kali mendengar suara adzan hatinya bergetar. Dalam hati ia berjanji, bila sembuh akan rajin sholat lima waktu. Setelah keadaannya sembuh, Dirinya mulai belajar sholat dengan baik. Istri dan anak-anak mendukung bahkan terkadang sholat berjamaah. anak-anak suka tertawa jika dirinya menjadi imam sebab tidak biasa jadi imam sholat. Katanya bapaknya lucu kalo jadi imam.  Ditengah kebahagiaan keluarga, dirinya sedang giat belajar sholat. keluarganya diuji, dikagetkan oleh berita bahwa putra pertamanya meninggal karena kecelakaan. Ditengah dirundung duka, 'Usaha saya bangkrut dan saya memulai lagi semuanya dari nol, ' tuturnya.

Ia goyah, ia terguncang, berpikir begitu lama. Banyak pertanyaan yang muncul dikepalanya, kenapa disaat ingin menjadi orang yang taat, Allah Subhanahu Wa Ta'ala malah memberikan ujian seberat ini? Ia menjadi teringat sewaktu keluar rumah sakit, ia memohon agar diberikan kekuatan maka Allah memberikannya kesulitan dan kesulitan itu yang membuatnya menjadi kuat untuk bisa menjalankan perintahNya. Dulu ia gemar minum-minuman keras bahkan ia tergolong pecandu berat namun sejak bertaubat dirumah sakit, ia tidak pernah lagi minum-minuman keras hingga sekarang tidak pernah tergoda. iman dihatinya telah memberikan ketentraman bahkan dikeluarganya lebih bahagia ketika kumpul bersama. Walaupun kebahagiaannya dihempas badai semakin mengokohkan keimanannya kepada Allah. 'Alhamdulillah, terima kasih Ya Allah segala karuniaMu,' tuturnya malam itu di Rumah Amalia.

Barangsiapa bertaqwa kepada Allah niscaya Dia akan mengadakan baginya jalan keluar dan memberinya rizki dari arah yang tidak disangka-sangka. Dan barangsiapa yang berserah diri kepada Allah, niscaya Allah akan mencukupkan keperluannya. Sesungguhnya Allah melaksanakan urusan yang dikehendakiNya. Sesungguhnya Allah telah mengadakan ketentuan bagi tiap-tiap sesuatu. Dan barangsiapa yang bertaqwa kepada Allah niscaya Dia menghapus kesalahan-kesalahannya dan melipatgandakan pahalanya. (QS. ath-Thalaq: 2-3).

Selasa, 11 Januari 2011

Memaafkan Lebih Membahagiakan Daripada Membenci

By: M. Agus Syafii

Disaat dalam kesendirian dan kesepian begitu berat beban hidup ini ketika kita disakiti atau didzalimi justru oleh orang yang kita sayangi atau orang lain, mengadu kepada Allah dengan tanpa disadari air mata itu mengalir membasahi pipi, tak kuasa untuk dibendungnya karena perih dihati, 'Ya Allah, bagaimana caranya menyembuhkan luka hati ini?' Ujian, cobaan tak kuasa untuk dipikulnya sendiri. Suatu yang mustahil untuk mengubah apa yang sudah terjadi karena luka itu teramat perih. Marah,dendam dan kecewa campur aduk, 'kamulah penyebab aku menderita begini!' Aku akan hancurkan kamu!' jika kita telah tersakiti begitu hebatnya kemarahan, hati menjadi mudah terkotori dengan nafsu membalas dendam dan ingin kembali menyakiti perbuatan orang yang telah menyakiti hati.

Kebahagiaan atau penderitaan tidak perlu mencari siapa yang bersalah, atau yang menyebabkan hidup anda menderita. Anda harus mampu memaafkan orang lain yang telah menyakiti hati anda. Mohonlah ampunan kepada Allah untuknya. Sebenarnya anda termasuk orang yang diberikan rahmat oleh Allah. Jika anda disakiti berarti anda sedang teraniaya. Orang yang teraniaya adalah orang yang sedang diuji sekaligus diberikan kemudahan oleh Allah. Allah memberikan dua pilihan membalas perbuatannya atau memaafkan. Jika anda tidak membalas tetapi bersabar & memaafkan orang yang telah menyakiti anda maka Allah akan memberikan ampunan dosa-dosa anda dan Allah menganugerahkan kepada anda kehidupan yang lebih sehat, indah dan membahagiakan bagi anda.

'Dan bagi orang-orang yang apabila mereka diperlakukan dengan dzalim mereka membela diri. Dan balasan suatu kejahatan adalah kejahatan yang serupa, maka barangsiapa memaafkan dan berbuat baik maka pahalanya atas Allah. Sesungguhnya Dia tidak menyukai orang-orang yang dzalim. Dan sesungguhnya orang-orang yang membela diri sesudah teraniaya, tidak ada dosa atas mereka. Sesungguhnya doa itu atas orang-orang yang berbuat dzalim kepada manusia dan melampaui batas dimuka bumi tanpa hak. Mereka itu mendapat azab yang pedih. Tetapi orang yang bersabar dan memaafkan sesungguhnya perbuatan demikian itu termasuk hal-hal yang diutamakan.' (QS. Asy-Syuura' 39-43).

Sabtu, 08 Januari 2011

Humor Yang Menyadarkan Kita

1. Ada dua orang, bapak dan anaknya melihat sebuah mobil impor yang sangat mewah. Dengan nada yang tidak pantas si anak berkata kepada ayahnya, "Orang yang duduk dalam mobil jenis ini, pastilah orang yang berpengetahuan sangat minim!"
Ayahnya lalu mejawab secara sepintas lalu, "Orang yang mengucapkan kata-kata semacam ini, dalam sakunya pasti tidak ada duit!"

Bagaimana pandangan Anda mengenai masalah ini, apakah juga mencerminkan sikap sebenarnya dalam hati Anda?

2. Setelah makan malam, seorang ibu dan putrinya bersama-sama mencuci mangkuk dan piring, sedangkan ayah dan putranya menonton TV di ruang tamu. Mendadak, dari arah dapur terdengar suara piring yang pecah, kemudian sunyi senyap. Si putra memandang ke arah ayahnya dan berkata, "Pasti ibu yang memecahkan piring itu."

"Bagaimana kamu tahu?" kata si Ayah. "Karena tak terdengar suara dia memarahi orang lain."

Kita semua sudah terbiasa menggunakan standar yang berbeda melihat orang lain dan memandang diri sendiri, sehingga acapkali kita menuntut orang lain dengan serius, tetapi memperlakukan diri sendiri dengan penuh toleran.

3. Ada dua grup pariwisata yang pergi bertamasya ke pulau Yi Do di Jepang. Kondisi jalannya sangat buruk, sepanjang jalan terdapat banyak lubang. Salah satu pemandu berulang-ulang mengatakan keadaan jalannya persis seperti orang yang jerawatan.

Sedangkan pemandu yang satunya lagi berbicara kepada para turisnya dengan nada puitis, "Yang kita lalui sekarang ini adalah jalan protokol ternama di Yi Do yang bernama jalan berdekik yang mempesona."

Walaupun keadaannya sama, namun pikiran yang berbeda akan menimbulkan sikap yang berbeda pula. Pikiran adalah suatu hal yang sangat menakjubkan, bagaimana berpikir, keputusan berada di tangan Anda.

4. Murid kelas 3 SD yang sama, mereka memiliki cita-cita yang sama pula yaitu menjadi badut. Guru dari Tiongkok pasti mencela, "Tidak mempunyai cita-cita yang luhur, anak yang tidak bisa dibina!"

Sedangkan guru dari Barat akan bilang, "Semoga Anda membawakan kecerian bagi seluruh dunia!"

Kita sebagai angkatan tua, bukan hanya lebih banyak menuntut daripada memberi semangat, malahan sering membatasi definisi keberhasilan dengan arti yang sempit.

5. Istri sedang memasak di dapur. Suami yang berada di sampingnya mengoceh tak berkesudahan, "Pelan sedikit, hati-hati! Apinya terlalu besar. Ikannya cepat dibalik, minyaknya terlalu banyak!"

Istrinya secara spontan menjawab, "Saya mengerti bagaimana cara memasak." Suaminya dengan tenang menjawab, "Saya hanya ingin dirimu mengerti bagaimana perasaan saya … saat saya sedang mengemudikan mobil, engkau yang berada disamping mengoceh tak ada hentinya."

Belajar memberi kelonggaran kepada orang lain itu tidak sulit, asalkan Anda mau dengan serius berdiri di sudut dan pandangan orang lain melihat suatu masalah.

6. Sebuah bus yang penuh dengan muatan penumpang sedang melaju dengan cepat menelusuri jalanan yang menurun, ada seseorang yang mengejar bus ini dari belakang.

Seorang penumpang menjengukkan kepala keluar jendala bus dan berkata dengan orang yang mengejar bus, "Hai kawan! Sudahlah Anda tak mungkin bisa mengejar!"
"Saya harus mengejar dia…" Dengan nafas tersenggal-senggal dia menjawab,"Saya adalah pengemudi dari bus ini!"

Ada sebagian orang harus berusaha keras dengan sangat serius, jika tidak demikian, maka akibatnya akan sangat tragis! ...saat harus menghadapi sesuatu dengan sekuat tenaga, maka kemampuan yang masih terpendam dan sifat-sifat khusus yang tidak diketahui oleh orang lain selama ini akan sepenuhnya keluar

7. Si A : "Tetangga yang baru pindah itu sungguh jahat, kemarin tengah malam dia datang ke rumah saya dan terus menerus menekan bel di rumah saya.
"Si B : "Memang sungguh jahat! Apakah Anda segera melapor polisi?"
Si A : "Tidak. Saya menganggap mereka orang gila, yang terus menerus meniup terompet kecil saya."
Semua kejadian pasti ada sebabnya..jika sebelumnya kita bisa melihatkekurangan kita sendiri..maka jawabannya pasti berbeda.

8. Zhang San sedang mengemudikan mobil berjalan di jalan pegunungan, ketika dengan santai menikmati pemandangan yang indah, mendadak dari arah depan datang sebuah truk barang."Si sopir truk membuka jendela dan berteriak dengan keras, "Babi!" Mendengar suara ini Zhang San menjadi emosi, dia juga membuka jendela memaki, "Kamu sendiri yang babi!"
Baru saja selesai memaki, dia telah bertabrakan dengan gerombolan babi yang sedang menyeberangi jalan.

Jangan salah tafsir maksud kebaikan dari orang lain,.. hal tersebut akan menyebabkan kerugian Anda, dan juga membuat orang lain terhina.

9. Seorang bocah kecil bertanya kepada ayahnya, "Apakah menjadi seorang ayah akan selalu mengetahui lebih banyak dari pada anaknya?"
Ayahnya menjawab, "Sudah tentu!"
"Siapa yang menemukan listrik?"
"Kalau begitu mengapa bukan ayah Edison yang menemukan listrik?"

Pakar acapkali adalah kerangka kosong yang tidak teruji.. lebih-lebih pada zaman pluralis terbuka sekarang ini.

10. Ketika mandi Toto kurang hati-hati telah menelan sebongkah kecil sabun,ibunya dengan gugup menelpon dokter rumah tangga minta pertolongan.Dokter berkata, "Sekarang ini saya masih ada beberapa pasien, mungkin setengah jam kemudian saya baru bisa datang ke sana.

"Ibu Toto bertanya, "Sebelum Anda datang, apa yang harus saya lakukan?"
Dokter itu menjawab, "Berikan Toto secangkir air putih untuk diminum, kemudian melompat-lompat sekuat tenaga, maka Anda bisa menyuruh Toto meniupkan gelembung busa dari mulut untuk menghabiskan waktu.

"Jika peristiwa sudah terjadi, mengapa tidak dihadapi dengan tenang dan yakin... Dari pada khawatir lebih baik berlega,.. dari pada gelisah lebih baik tenang...

11. Sebuah gembok yang sangat kokoh tergantung di atas pintu, sebatang tongkat besi walaupun telah menghabiskan tenaga besar, masih juga tidak bisa membukanya.

Kuncinya datang, badan kunci yang kurus itu memasuki lubang kunci, hanya diputar dengan ringan, ‘plak’ gembok besar itu sudah terbuka.

Hati dari setiap insan, persis seperti pintu besar yang telah terkunci...walaupun Anda menggunakan batang besi yang besar pun tak akan bisa membukanya. Hanya dengan mencurahkan perhatian..Anda baru bisa merubah diri menjadi sebuah anak kunci yang halus, masuk ke dalam sanubari orang

Kamis, 06 Januari 2011

Hidup Harus Semangat

Kalau Anda ingin menyalahkan orang yang paling bertanggung jawab atas kegagalan Anda dalam hidup, maka Anda bisa mulai dengan menyalahkan diri sendiri? Kenapa demikian? Karena Andalah sendiri yang mengambil keputusan untuk gagal. Bukan atasan Anda yang galak. Bukan anak buah Anda yang susah diatur. Bukan istri Anda yang tidak sejalan. Bukan suami Anda yang tidak pengertian. Bukan teman di kantor yang menggosipkan Anda. Tetapi karena Anda sendirilah yang memutuskan, mengambil keputusan dengan penuh kesadaran, untuk gagal.

Seorang pesenam dari Jepang meraih medali emas impiannya setelah menari dengan indah di Olympiade. Padahal hari sebelumnya, tumitnya retak dan dokter mengatakan di akan cacat seumur hidupnya. Rasa sakit dikalahkan oleh kemauan yang kuat untuk mempersembahkan medali emas bagi negaranya.

Sepasang mahasiswa drop-out memulai sebuah perusahaan software kecil-kecilan yang sama sekali tidak diperhitungkan akan menjadi besar. Kini dan merupakan dua orang legenda software dunia, padahal hanya berijazahkan high school (SMA).

Seorang veteran perang dunia pertama menawarkan resep masakan keluarganya kepada lebih dari seribu orang yang dinilainya dapat memberinya modal usaha mengembangkan restoran. Seribu orang itu menolaknya. Tapi ia tidak menyerah. Bayangkan bila saat itu memutuskan berhenti pada penolakan yang ke 999, hari ini kita tidak akan mengenal
berkata pada seorang wartawan, ketika percobaan lampunya yang ke-sekian ratus gagal… “Saya tidak gagal! Bahkan saya baru saja berhasil menemukan cara ke 879 untuk tidak membuat lampu!” Pantang menyerah.
Anda, bukan . adalah sesuatu yang hanya dapat dicapai dengan harta, keringat, air mata dan kadang juga darah. Pada prinsipnya, tidak ada orang yang gagal. Yang ada hanya orang yang “memutuskan untuk berhenti” sebelum mencapai .

Kata Bijak Hari Ini : Nilai manusia, bukan bagaimana ia mati, melainkan bagaimana ia hidup; bukan apa yang diperoleh, melainkan apa yang telah diberikan; bukan apa pangkatnya, melainkan apa yang telah diperbuat dengan tugas yang diberikan Tuhan kepadanya.