Minggu, 15 April 2012

Bang Maman Dari Kali Pasir: Ketika Foke Membandingkan Pendidikan di Jakarta dan Solo


Solo.pos.com (Sabtu, 14/4/2012Hanya berselang sehari setelah Gubernur DKI Jakarta Fauzi Bowo memuji pendidikan di Ibu Kota yang diakuinya lebih maju dari Solo, Jawa Tengah, termasuk kesejahteraan para gurunya, terungkap buku pelajaran sekolah dasar yang menghebohkan.

Pasalnya Foke, panggilan akrab Fauzi Bowo, saat kunjungan kerja ke RW.06 Binaan, Kebagusan Pasar Minggu Jakarta Selatan, pada 11 April 2012, kepada warga setempat menyatakan program peningkatan kualitas pendidikan mendapat prioritas dari Pemprov DKI.

Terbukti fasilitas pendidikan terus ditingkatkan, bersamaan dengan tingkat kesejahteraan para guru melalui kenaikan gaji dan tunjangannya, sehingga menjadi yang terbesar dibandingkan dengan daerah lain di Indonesia, termasuk di Solo. Bahkan, untuk prestasi para siswa dan pelajarnya, dapat dilihat dari kualitas pendidikan di Jakarta yang terlihat melalui persentase kelulusan siswa dalam ujian nasional atau UN pada 2011.

Untuk tingkat SD, tingkat kelulusan siswa 100%, SMP 99%, SMK 99% dan SMU 99% Menurut Foke, di Solo untuk SD saja siswa yang lulus hanya 84% dan tentu hanya 84% dan tentu jenjang sekolah lainnya belum tentu sama dengan Jakarta. Apalagi Pemprov DKI telah menerapkan wajib belajar 9 tahun dengan tanpa biaya yang akan ditingkatkan menjadi 12 tahun di Ibu Kota.

Dia pun menyarankan kepada warga Jakarta jika masuk jenjang pendidikan menengah lebih baik anaknya disekolahkan ke sekolah menengah kejuruan (SMK) sehingga nanti memiliki keterampilan khusus. “Jangankan mobil, SMK di Jakarta sudah bisa buat pesawat,“ tegasnya.

Ketika warga masih merasa bangga dengan prestasi pendidikan di Jakarta yang disampaikan gubernurnya, ternyata beredar kabar yang kurang sedap pada esok harinya, 12 April 2012, tentang salah satu buku pelajaran siswa sekolah dasar (SD) di Ibu Kota. Buku pelajaran sekolah membuat kaget sejumlah orang tua murid kelas 2 SD Angkasa IX Halim Perdanakusumah Jakarta Timur. Mereka mendapati kisah rumah tangga yang menyebut kalimat `istri simpanan’ dalam buku pelajaran Pendidikan Lingkungan Budaya Jakarta.

Banyak pihak menilai tidak layak kalimat istri simpanan, tertulis dalam cerita berjudul Bang Maman dari Kali Pasir pada buku Pendidikan Lingkungan Budaya Jakarta halaman 30-31, yang menjadi buku pelajaran siswa kelas 2 SD yang usianya baru menginjak 7-8 tahun.

Dalam membaca cerita Bang Maman dari Kali Pasir itu cobalah Anda menempatkan diri dan perasaan menjadi ibu atau ayah yang melihat anaknya sendiri yang baru kelas 2 SD membaca cerita tersebut, sambil menerawang masa depan anak Anda.

Cerita menarik itu saya kutip secara utuh:

Bang Maman adalah pedagang buah di Kali Pasir. Bang Maman mempunyai anak perempuan bernama Ijah. Suatu hari Bang Maman memanggil Ijah dan berkata ingin menjodohkannya dengan Salim, anak Pak Darip orang kaya di Kali Pasir. Tak lama setelah Salim dan Ijah menikah, Pak Darip meninggal dunia.

Pak Darip meninggalkan harta warisan berupa kebun yang sangat luas kepada Salim. Salim tidak bisa mengurus kebun peninggalan ayahnya dan meminta Kusen mengurusnya. Istri Kusen mempunyai rencana jahat, dia meminta suaminya menjual kebun Salim. Setelah kebun dijual mereka melarikan diri.

Salim menjadi miskin, harta warisan ayahnya sudah habis. Akhirnya Salim berjualan buah di pasar. Bang Maman mengetahui Salim telah jatuh miskin. Bang Maman ingin Ijah bercerai dengan Salim. Karena Salim telah jatuh miskin. Ia tidak mau. Biar miskin ia tetap setia kepada Salim.

Akhrinya Bang Maman meminta bantuan Patme supaya berpura pura menjadi istri simpanan Salim. Patme setuju atas permintaan Bang Maman, kemudian Patme datang ke rumah Salim dan berbicara dengan Ijah. Patme mengaku sebagai istri Salim. Patme dan Ijah bertengkar. Ijah merasa kecewa dan marah kepada Salim.

Begitulah ceritanya, yang cukup sederhana dan mengandung banyak pesan moral. Tetapi, jika mencermati secara jernih keseluruhan isi cerita tersebut terutama pilihan kata dan kalimatnya, maka banyak pihak menilai tidak cocok untuk bacaan anak usia SD.

Mungkin, cocok atau tidaknya bacaan tersebut untuk anak-anak masih bisa diperdebatkan, sebagaimana sejumlah game online di warnet yang mereka mainkan, kendati sesungguhnya itu permainannya orang dewasa.

Semoga anak-anak Jakarta tidak menjadi cepat dewasa sebelum waktunya.

Selasa, 03 April 2012

Tanda-tanda Anda Mudah Dirayu

ruang hati (Apr 03, 2012 )Shay Williams, konsultan hubungan, pembicara, dan penulis buku Diva Don’t Get Played! mengatakan, banyak dari kliennya yang tidak ingin melupakan pria brengsek yang pernah mengisi hati mereka. Bukannya berfokus pada perlakuan buruk yang mereka terima, para perempuan kliennya lebih ingin mengenang rasa bahagia mendengar bujuk-rayu para “Don Juan” tersebut. Dari situ, Williams memelajari mengapa sebagian perempuan mudah sekali dirayu, dan bagaimana kepribadian perempuan yang mudah dirayu ini.
Anda perlu mengenali tanda-tanda apakah Anda berisiko masuk dalam incaran pria-pria perayu, dan lebih waspada karenanya. Dampak Rayuan Pria

1. Tidak puas dengan hidup Anda. Perempuan yang tidak bahagia dengan pekerjaan, keluarga, atau kehidupannya secara keseluruhan, akan mudah dirayu karena si pria perayu ini mampu mengisi kekosongan atau mengambil alih pikiran tentang realita yang tidak memuaskan tersebut dengan menciptakan suatu fantasi. Fantasi-fantasi itulah yang akan membuat Anda tidak lagi berada dalam realita. Oleh karena itu, jika Anda menginginkan pengalaman cinta yang sehat, mulailah dengan mencintai diri Anda sendiri dan kehidupan Anda sendiri. Kalau Anda masih mengalami ketidakpuasan terhadap sesuatu, ubahlah, dan ciptakan realita yang Anda inginkan. Dengan begitu, Anda tak akan mudah lagi terjerat bujuk rayu pria tak bertanggung jawab.

2. Tidak bahagia sepanjang waktu. Perempuan yang selalu mengeluhkan segala sesuatu akan menjadi sasaran empuk para perayu. Dengan rayuan mereka, sesaat Anda dapat melupakan kesedihan. Banyak pria perayu yang sengaja memanfaatkan ketidakbahagiaan korbannya, dan mengatakan mengapa dirinya Anda butuhkan, yaitu untuk mendapatkan kegembiran. Kehidupan memang terjadi pada setiap orang, namun dengan rayuan mereka lah Anda dapat merasakan peristiwa-peristiwa dalam hidup Anda. Juga bahwa ada makna yang bisa Anda dapatkan, yang dapat menentukan apakah Anda bahagia atau tidak. Selalu merasa sedih adalah sebuah pilihan, yang sebenarnya dapat Anda ubah ketika Anda mengubah fokus Anda. Belajarlah untuk lebih banyak bersyukur; Anda bahkan bisa memulainya dengan tersenyum. Ketika Anda mengubah cara pandang Anda terhadap segala sesuatu, akan ada lebih banyak pengalaman positif yang Anda peroleh.

3. Anda suka menyenangkan orang lain. Ada sebagian orang yang membutuhkan pengakuan dari orang lain agar merasa puas dengan dirinya. Perempuan lajang yang mengalami hal seperti ini akan mudah dirayu, karena begitu si perayu merebut hatinya dan kemudian menarik diri, perempuan ini akan berusaha keras untuk mendapatkan kembali perhatian dan rasa sayang tersebut. Perhatian seperti ini memang meracuni diri perempuan, namun penolakan lebih tak dapat diterima. Akibatnya, hal tersebut akan menciptakan suatu obsesi untuk merasa “cukup baik” untuk dicintai. Tak ada kata lain untuk mengatasi perasaan semacam ini, kecuali mulai belajar mencintai diri sendiri. Berhentilah selalu mencoba menyenangkan orang lain yang tidak dapat menerima diri Anda apa adanya.

4. Senang berimajinasi. Tidak ada salahnya memiliki imajinasi. Namun ketika Anda meyakini segala sesuatu yang Anda dengar atau lihat, dan bukannya menaruh perhatian pada perilaku seorang pria, saat itulah Anda perlu berhati-hati. Seorang perayu memainkan imajinasi seorang perempuan lajang, dan membuat gambaran masa depan yang suatu saat dapat Anda miliki bersamanya, tanpa memberikan hasil nyata sama sekali. Orang ingin sekali meyakini suatu fantasi, dan apa yang dikatakan pada mereka. Kita semua membutuhkannya, dan ingin sekali memercayai fantasi, ketika mengalami kenyataan yang tidak menyenangkan. Tetaplah waspada ketika Anda mengencani pria seperti ini, dan jangan mengabaikan tanda-tanda bahwa ia mengingkari janji-janjinya. Fokuslah pada tindakan-tindakannya, dan tidak sekadar mendengarkan rayuannya.

5. Tidak percaya diri. Perempuan dengan kepercayaan diri yang rendah, yang ingin merasa dicintai dan rela melakukan apa saja untuk mendapatkan cinta tersebut, akan menjadi sasaran empuk si perayu. Tujuan utama perayu adalah seks, dan begitu ia mendapatkan apa yang diinginkannya, ia akan menarik diri dan beranjak mencari korban lain. Seks memang bisa memberikan rasa menyenangkan, namun seks akan terasa jauh lebih hebat jika Anda melakukannya dengan pria yang sungguh-sungguh mencintai dan menerima Anda apa adanya. Belajarlah dari perempuan-perempuan lain yang terlalu cepat memutuskan untuk bercinta, namun dengan pria yang tak berniat serius. Hal ini hanya akan menciptakan rasa tergantung, terikat, menyesal, atau takut ditinggalkan, yang kemudian sama sekali tak berguna. Sekali lagi, hargai dan cintai diri Anda lebih dulu. Berikan yang terbaik hanya pada pria yang layak mendapatkannya, yaitu suami Anda kelak. (Sumber)

Read more at: http://www.ruanghati.com/2012/04/03/kenali-5-tanda-anda-mudah-dirayu/