Minggu, 21 April 2013

Jadwal Pembayaran Tunjangan Profesi Guru 2013


Kapan tunjangan profesi dibayarkan, kapan cair dan dikirim ke rekening. Menjadi pertanyaan bagi guru-guru yang sudah bersertifikasi dan Surat Keputusan Tunjangan Profesi (SKTP) sudah diterbitkan. Bagi guru yang sudah memiliki sertifikat pendidik berhak mendapatkan tunjangan setara dengan satu kali gaji pokok dibayarkan paling banyak 12 bulan dalam satu tahun.

Bedasarkan Petunjuk Teknis Penyaluran Tunjangan Profesi Guru 2013, Tunjangan profesi disalurkan kepada rekening guru setiap tiga bulan sekali. Bagi seluruh guru Pegawai Negeri Sipil Daerah (PNSD) lulusan program sertifikasi tahun 2006 sampai dengan tahun 2012 dibayarkan melalui dana transfer daerah.  Pembayarannya antara tanggal 9 - 16 setiap triwulan. Berikut jadwal pencairan tunjangan profesi ke rekening guru:

  • Triwulan I dibayarkan antara tanggal 9 - 16 April 2013
  • Triwulan II dibayarkan antara tanggal 9 - 16 Juli 2013
  • Triwulan III dibayarkan antara tanggal 9 - 16 Oktober 2013
  • Triwulan IV dibayarkan antara tanggal 9 - 16 Desember 2013

Dana untuk pembayaran tunjangan profesi bagi guru PNSD bersumber dari APBN yang ditransfer ke Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) melalui mekanisme dana transfer daerah. Berdasarkan rekening kas umum daerah melalui bank yang ditunjuk mentransfer dana tunjangan profesi kepada rekening masing-masing guru.

Calon penerima tunjangan harus memenuhi kriteria, yaitu;
1) Memiliki Surat Keputusan Tunjangan Profesi (SKTP)
2) Guru mengajar pada satuan pendidikan binaan Kemendikbud.
3) Memiliki sertifikat pendidik yang telah diberi satu NRG.
4) Memenuhi kewajiban jam mengajar minimal 24 jam per minggu.

Walaupun sejak awal, jadwal pembayaran tunjangan profesi guru sudah dikeluarkan melalui Petunjuk Teknis, tetapi kenyataannya sering terlambat dan tidak sesuai anggaran. Pembayaran tunjangan profesi yang ditransfer langsung ke kabupaten kota masih bermasalah. Dari segi penyaluran juga yang sering telat dan tidak sesuai anggaran.

Tidak hanya telat namun ada juga pembayaran tunjangan profesi kekurangan jumlah dan bulan pembayarannya. Bahkan, yang lebih memprihatinkan adalah terjadi pemotongan tunjangan profesi di berbagai daerah. Pembayaran dengan sistem rapel tiga bulanan seperti saat ini dinilai tidak efektif dalam mendorong upaya peningkatan profesionalitas guru dan mengundang rasa konsumtif guru.

Dipublikasikan Senin, 15 April 2013
 
Jadwal Pembayaran Tunjangan Profesi Guru 2013
Kapan tunjangan profesi dibayarkan, kapan cair dan dikirim ke rekening. Menjadi pertanyaan bagi guru-guru yang sudah bersertifikasi dan Surat Keputusan Tunjangan Profesi (SKTP) sudah diterbitkan. Bagi guru yang sudah memiliki sertifikat pendidik berhak mendapatkan tunjangan setara dengan satu kali gaji pokok dibayarkan paling banyak 12 bulan dalam satu tahun.

Bedasarkan Petunjuk Teknis Penyaluran Tunjangan Profesi Guru 2013, Tunjangan profesi disalurkan kepada rekening guru setiap tiga bulan sekali. Bagi seluruh guru Pegawai Negeri Sipil Daerah (PNSD) lulusan program sertifikasi tahun 2006 sampai dengan tahun 2012 dibayarkan melalui dana transfer daerah.  Pembayarannya antara tanggal 9 - 16 setiap triwulan. Berikut jadwal pencairan tunjangan profesi ke rekening guru:

  • Triwulan I dibayarkan antara tanggal 9 - 16 April 2013
  • Triwulan II dibayarkan antara tanggal 9 - 16 Juli 2013
  • Triwulan III dibayarkan antara tanggal 9 - 16 Oktober 2013
  • Triwulan IV dibayarkan antara tanggal 9 - 16 Desember 2013

Dana untuk pembayaran tunjangan profesi bagi guru PNSD bersumber dari APBN yang ditransfer ke Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) melalui mekanisme dana transfer daerah. Berdasarkan rekening kas umum daerah melalui bank yang ditunjuk mentransfer dana tunjangan profesi kepada rekening masing-masing guru.

Calon penerima tunjangan harus memenuhi kriteria, yaitu;
1) Memiliki Surat Keputusan Tunjangan Profesi (SKTP)
2) Guru mengajar pada satuan pendidikan binaan Kemendikbud.
3) Memiliki sertifikat pendidik yang telah diberi satu NRG.
4) Memenuhi kewajiban jam mengajar minimal 24 jam per minggu.

Walaupun sejak awal, jadwal pembayaran tunjangan profesi guru sudah dikeluarkan melalui Petunjuk Teknis, tetapi kenyataannya sering terlambat dan tidak sesuai anggaran. Pembayaran tunjangan profesi yang ditransfer langsung ke kabupaten kota masih bermasalah. Dari segi penyaluran juga yang sering telat dan tidak sesuai anggaran.

Tidak hanya telat namun ada juga pembayaran tunjangan profesi kekurangan jumlah dan bulan pembayarannya. Bahkan, yang lebih memprihatinkan adalah terjadi pemotongan tunjangan profesi di berbagai daerah. Pembayaran dengan sistem rapel tiga bulanan seperti saat ini dinilai tidak efektif dalam mendorong upaya peningkatan profesionalitas guru dan mengundang rasa konsumtif guru.

Dipublikasikan Senin, 15 April 2013

Sabtu, 20 April 2013

Mengenal dan Membuat Barcode

1.  Sejarah Barcode
          Pada tahun 1932, Wallace Flint membuat sistem pemeriksaan barang di perusahaan retail. Awalnya, teknologi barcode dikendalikan oleh perusahaan retail, lalu diikuti oleh perusahaan industry. Lalu pada tahun 1948, pemilik toko makanan lokal meminta Drexel Institute of Technology di Philadelphia untuk membuat sistem pembacaan informasi produk selama checkout secara otomatis.
       Kemudian Bernard Silver dan Norman Joseph Woodland, lulusan Drexel, bergabung untuk mencari solusi. Woodland mengusulkan tinta yang sensitif terhadap sinar ultraviolet. Prototype ditolak karena tidak stabil dan mahal. Tangal 20 Oktober 1949 Woodland dan Silver berhasil membuat prototipe yang lebih baik.
       Akhirnya pada tanggal 7 Oktober 1952, mereka mendapat hak paten dari hasil penelitian mereka. 1966: Pertama kalinya barcode dipakai secara komersial adalah pada tahun 1970 ketika Logicon Inc. membuat Universal Grocery Products Identification Standard (UGPIC).
       Perusahaan pertama yang memproduksi perlengkapan barcode untuk perdagangan retail adalah Monach Marking. Pemakaian di dunia industri pertama kali oleh Plessey Telecommunications. Pada tahun 1972, Toko Kroger di Cincinnati mulai menggunakan bull’s-eye code. Selain itu, sebuah komite dibentuk dalam grocery industry untuk memilih kode standar yang akan digunakan di industry.
       Pada tanggal 3 April 1973: Komite memilih simbol UPC (Uniform Product Code) sebagai standar industry.

2.  Pengertian Barcode
          Barcode adalah susunan garis cetak vertikal hitam putih dengan lebar berbeda untuk menyimpan data-data spesifik seperti kode produksi, nomor identitas, dll sehingga sistem komputer dapat mengidentifikasi dengan mudah, informasi yang dikodekan dalam barcode. Barcode ini sering digunakan di toko-toko, swalayan atau supermarket untuk membantu dalam melacak barang yang dibeli serta memunculkan harga dan data yang sebelumnya sudah diprogram melalui entri data (database).

3.  Jenis - Jenis Barcode
       Ada pun jenis barcode yang dikenal saat ini adalah barcode linear 1D (1 dimensi) yang berupa rangkaian garis dengan ketebalan yang bervariasi dan berbentuk persegi panjang serta jenis barcode matriks 2D (2 dimensi) yang datanya diwakili oleh simbol-simbol yang berbentuk persegi, titik, heksagon dan bentuk geometri lainnya pada gambar yang berada dalam sebuah bujur sangkar. Untuk jenis barcode matriks ini kita bisa memasukkan data sampai ratusan karakter dalam sebuah barcode, lain halnya dengan barcode linear yang kemampuan menyimpan datanya terbatas.
       Terdapat beberapa standar kode dalam barcode sesuai dengan kegunaan dan tujuan pemakaian barcode, seperti pada daftar berikut :
  • Uniform Product Code (UPC) : Untuk checkout penjualan, persediaan, dan sebagainya pada toko retail.
  • Code 39 (Code 3 of 9) Identifikasi, inventarisasi, dan pengiriman pelacakan.
  • POSTNET Kode pos encoding di US mail.
  • European Article Number (EAN) : Sebuah superset dari UPC yang memungkinkan digit ekstra untuk identifikasi negara.
  • Japanese Article Number (JAN) : Serupa dengan EAN, digunakan di Jepang.
  • Bookland : Berdasarkan nomor ISBN dan digunakan pada sampul buku.
  •  ISSN bar code : Berdasarkan nomor ISSN, digunakan pada majalah di luar AS.
  • Code 128 : Digunakan dalam preferensi untuk Code 39 karena lebih kompak.
  •  Interleaved 2 of 5 : Digunakan dalam industri pelayaran dan gudang.
  • Codabar : Digunakan oleh Federal Express, di perpustakaan dan bank daerah.
  • MICR (Magnetic Ink Character Recognition) : Sebuah font khusus yang digunakan untuk nomor di bagian bawah cek bank.
  •  OCR-A : Format pengenalan karakter optik yang digunakan pada sampul buku, untuk nomor ISBN agar bisa dibaca oleh manusia.
  •  OCR-B : Digunakan untuk mempermudah pembacaan barcode versi UPC, EAN, JAN, Bookland, dan ISSN dan Code 39.
  • Maxicode : Digunakan oleh United Parcel Service.
  •  PDF417 : Suatu jenis barcode 2-D baru yang dapat encode sampai 1108 byte informasi; dapat terkompresi seperti pada sebuah portabel file data (PDF).

4.  Gambar Jenis - Jenis Barcode


5.  Tipe Barcode
       Tipe barcode yang banyak di Indonesia adalah EAN 13, yaitu kode barcode dengan 13 digit. Dimana 3 kode awalnya merupakan kode negara Indonesia (899). Kemudian empat angka berikutnya menunjukkan kode perusahaan. Selanjutnya lima angka secara berturut-turut merupakan kode produk dan angka terakhir berupa validasi atau cek digit.

6.  Cara Membaca Barcode
       Standar barcode retail di Eropa dan seluruh dunia kecuali Amerika dan Kanada adalah EAN (European Article Number)–13. EAN-13 standar terdiri 13 digit, dengan pembagian digitnya :
  1. Kode negara atau kode sistem : 3 digit pertama barcode menunjukkan negara di mana manufacturer terdaftar.
  2. Manufacturer Code : Ini adalah 5 digit kode yang diberikan pada manufacturer dari wewenang penomoran EAN.
  3. Product Code : 5 digit setelah manufacturer code. Nomor ini diberikan manufacturer untuk merepresentasikan suatu produk yang spesifik.
  4. Check Digit atau Checksum : Digit terakhir dari barcode, digunakan untuk verifikasi bahwa barcode telah dipindai dengan benar.
            Untuk membaca barcode ini diperlukan sebuah alat pembaca barcode atau barcode scanner dengan menggunakan sinar laser yang sensitif terhadap refleksi dari ketebalan garis, jarak atau ruang antar baris dan variasi lainnya. Data tersebut dibaca oleh barcode scanner yang kemudian ditranfer ke komputer untuk diolah lalu ditampilkan sebagai data yang terbaca oleh manusia.
7.  Kegunaan & Keuntungan Barcode
-       Berdasarkan kegunaannya terdapat 5 kategori kegunaan barcode, yaitu :
  • Barcode untuk keperluan retail, salah satu contohnya adalah UPC (Universal Price Codes), biasanya digunakan untuk keperluan produk yang dijual di supermarket.
  • Barcode untuk packaging biasanya digunakan untuk pengiriman barang, dan salah satunya adalah barcode tipe ITF.
  • Barcode untuk keperluan penerbitan, sering digunakan pada penerbitan suatu produk, misalkan barcode yang menunjukkan ISSN suatu buku.
  • Barcode untuk keperluan farmasi biasanya digunakan untuk identifikasi suatu produk obat-obatan. Salah satu barcode farmasi adalah barcode jenis HIBC.
  • Barcode untuk kepentingan non retail, misalkan barcode untuk pelabelan buku-buku yang ada di perpustakaan. Salah satu tipe barcode untuk keperluan non retail ini adalah Code 39.
  • Barcode untuk keperluan lain – lain.
-       Keuntungan penggunaan barcode, yaitu :
  • Proses Input Data lebih cepat, karena Barcode Scanner dapat membaca/merekam data lebih cepat dibandingkan dengan melakukan proses input data secara manual.
  • Proses Input Data lebih tepat, karena Teknologi barcode mempunyai ketepatan yang tinggi dalam pencarian data.
  • Penelusuran informasi data lebih akurat karena teknologi barcode mempunyai akurasi dan ketelitian yang sangat tinggi.
  • Mengurangi biaya, karena dapat mengindari kerugian dari kesalahan pencatatan data dan mengurangi pekerjaan yang dilakukan secara manual secara berulang-ulang.
  • Peningkatan Kinerja Manajemen, karena dengan data yang lebih cepat, tepat dan akurat maka pengambilan keputusan oleh manajemen akan jauh lebih baik dan lebih tepat, yang nantinya akan sangat berpengaruh dalam menentukan kebijakan perusahaan
  • Memiliki nilai tawar lebih tinggi / prestise serta kemampuan bersaing dengan saingan / kompetitor akan lebih terjaga.
8.  Cara Membuat Barcode
       Dari penjelasan singkat diatas tadi, saya ingin mencoba membuat barcode sendiri. Sebelum membuat barcode tentunya kita harus membuat database dari benda atau barang atau apapun itu yang ingin kita jadikan databasenya untuk pembuatan barcode.
       Misalnya saya mempunyai suatu perusahaan yang memproduksi makanan kemasan yang serupa namun memiliki banyak jenis. Dari penjelasan mengenai pembacaan barcode diatas didapat bahwa 5 digit kode yang digunakan untuk suatu produk.

Berikut ini kode-kode yang saya gunakan untuk keterangan suatu produk yang saya akan buat :
Kode 1 untuk tanggal produksi
Kode 2 untuk tanggal kadaluarsa
Kode 3 untuk jenis makanan
Kode 4 untuk tempat produksi
Kode 5 untuk harga makanan

       Diatas adalah kode produk yang akan saya gunakan, sedangkan kode perusahaan yang saya pakai misalnya “1445” kode perusahaan ini yang diberikan pada manufacturer dari wewenang penomoran EAN.

Apabila telah dibuat ketentuan kode produk, maka saya akan memproduksi suatu makanan, yang databasenya telah dibuat untuk keterangan suatu produk makanan.

-          Berikut databasenya :
Produk 1 :                                        Produk 2 :                              Produk 3 :     
1. 16-10-2011                                   1. 11-11-2011                          1. 15-03-2011
2. 16-01-2012                                   2. 11-11-2012                          2. 20-03-2011
3. Snack siap makan                          3. Snack olahan                         3. Roti
4. Bandung                                        4. Bekasi                                   4. Cikarang
5. Rp 3.000                                       5. Rp 2.500                               5. Rp 9.900

       Dari database yang ada, maka saya dapat membuat barcodenya dengan menggunakan aplikasi “online barcode generator”. Apabila telah jadi barcode seperti gambar dibawah kemudian discan dengan menggunakan barcode scanner maka akan terbaca sesuai dengan database yang saya buat.

 

langkah-langkah untuk membuat barcode sendiri :
  1. buka http://www.morovia.com/free-online-barcode-generator/
  2. pilih barcode format, misalnya EAN-13
  3. masukkan kode yang telah dibuat ke dalam data to encode
  4. submit