Senin, 27 April 2009

Pakaian Batik pada Unas 2009 di Banyuwangi

Jadwal Ujian Nasional sudah ditetapkan, yaitu unas dimulai 20 April 2009 untuk tingkat SMA/MA dan SMK, sedangkan 27 April 2009 unas untuk tingkat SMP/ MTs serta 11 Mei 2009 untuk tingkat SD/MI. Untuk tahun ini angka rata-rata kelulusan harus mencapai 5,50. Angka ini naik 0,25 dari tahun lalu, sehingga angka 5,50 ini membuat para pelajar takut dan tegang dalam menghadapi unas. Mereka cemas tidak dapat mencapai angka yang ditetapkan. Suka atau tidak suka unas harus dijalani oleh seluruh siswa mulai dari Sekolah Dasar sampai SMA atau sederajat. Bahkan untuk beberapa tahun ke depan, unas SMA pun bakal dijadikan alat seleksi masuk perguruan tinggi negeri (UMPTN), sehingga kelak tidak ada lagi UMPTN.
Agar siswa tidak terlalu tegang dalam mengerjakan soal ujian nasional (Unas), Dinas Pemuda dan Oahraga Kabupaten Banyuwangi membuat terobosan baru yaitu menekankan kepada pengawas untuk tidak terlalu kaku dalam melakukan pengawasan dan diharapkan pengawas Unas juga diwajibkan menggunakan pakaian batik.
Bukan hanya pengawas ruangan tapi seluruh pihak yang terkait dengan pelaksanaan Unas juga diwajibkan untuk menggunakan baju batik dengan harapan bisa mengurangi psikologis ketegangan siswa yang mengikuti Unas. Pakaian batik melambangkan suatu perasaan yang tenang, sehingga bisa berakibat pada ketenangan siswa yang mengikuti Unas.Untuk petugas kepolisiian yang melakukan penjagaan serta pengamanan, juga tidak diperbolehkan menggunakan pakaian seragam polisi lengkap. Termasuk mereka yang mengawal naskah dan lembar jawaban ujian diwajibkan menggunakan pakaian preman yang sopan dan pantas.
Sebenarnya semenjak saya menjadi pengawas unas memang ada keharusan mengenakan pakaian batik, bukan hanya untuk tahun ini saja tetapi sudah mulai diberlakukan beberapa tahun yang lalu. Dengan harapan suasana pelaksanaan ujian nasional lebih tenang dan sejuk. Anak-anak yang sedang mengerjakan unas pun akan merasakan hal yang sama. Mereka tidak akan merasa tegang dan kaku karena semua pengawas memakai pakaian batik bukan pakaian dinas.
Ada peristiwa yang lucu dan mengelikan yang terjadi pada saat pengawasan unas. Saat itu saya memakai baju batik yang saya beli di daerah Jawa Tengah dengan harapan tidak ada dari pengawas lain yang sama bajunya dengan saya. Tetapi apa yang terjadi…? Ternyata masih ada dari para pengawas itu yang memakai baju batik sama persis dengan yang saya pakai. Alamak….hehehe..Sungguh saya tidak menyangka akan terjadi seperti itu. Padahal baju batik yang saya pakai itu adalah baju batik..seragam..keluarga saya di Jateng kok masih bisa sama persis baik model dan warnanya. Heran dech….
Tetapi apapun yang terjadi unas itu dapat berlangsung dengan aman dan tenang. Selama menjadi pengawas unas, saya pun tidak menemukan suatu pelanggaran apapun. Dengan demikian saya berharap semua siswa yang mengikuti unas dapat lulus dengan baik sehingga dapat melanjutkan ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi. Tetap optimis dalam Unas.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar