Senin, 31 Januari 2011

Grebeg Sudiro 2011, Ramaikan Solo

Wali Kota Surakarta Joko Widodo (JokoWi) dan Wakil Wali Kota Hadi Rudyatmo dan sejumlah pejabat Muspida di lingkungan Kota Surakarta menghadiri Grebeg Sudiro, Minggu(30/1).

Menurut JokoWi, “Pemkot Surakarta menyambut baik acara seni budaya kampung seperti Grebeg Sudiro yang berdampak positif terhadap pelestarian adat budaya, karena dalam event ini ada banyak manfaatnya diantaranya menciptakan kerukunan masyarakat di Solo dan dapat meningkatkan pariwisata dan perdagangan di Pasar Gede”, ujarnya.

Kirab seni budaya Grebeg Sudiro 2011 yang merupakan agenda tahunan Kota Surakarta digelar kawasan Pasar Gede Kota Surakarta, dalam rangka merayakan Tahun Baru Imlek 2562.

Grebek Sudiro merupakan kolaborasi budaya Jawa dengan Tionghoa di Kampung Sudiroprajan atau disebut Kampung Pecinan yang ada di Kota Solo. Peserta kirab Grebeg Sudiro diikuti oleh 33 kelompok seni budaya yang melibatkan sebanyak 1.300 orang baik dari daerah lokal maupun seni tionghoa. Peserta kirab sendiri terdiri dari berbagai elemen kesenian dari masyarakat tionghoa dan jawa.

Kirab diawali kelompok seni budaya Barongsai Macan Putih, disusul komunitas sepeda ontel, Marching Band, pasukan prajurit kraton, batik karnival, musik bambu gala, Replika Burung Garuda, Lampion Bok Teko, dan Warga Tionghoa yang mengenakan pakaian punokawan yang menggambarkan bahwa mereka yang menyatu dengan budaya Jawa.

Ketua Panitia Grebeg Sudiro 2011, Yunanto Nugroho mengemukakan tujuan utama diadakan Grebeg Sudiro adalah sebagai media intergrasi karena, di Kampung Sudirobrajan yang merupakan kampung pencinan, tetapi di kawasan itu juga tinggal suku Jawa hingga mereka sudah berbaur menjadi satu seni budayanya. Perbauran Tionghoa dengan suku jawa ini, disebut 'kue ampyang' yang artinya kacangnya suku Tionghoa dan gulanya Jawa," ungkapnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar