Selasa, 30 Maret 2010

Kualitas Kertas di Bawah Standar, Ribuan LJUN Tak Terbaca

KENDARI - Pelaksanaan ujian nasional (unas) SMA sederajat di Sulawesi Tenggara (Sultra) resmi berakhir pada 26 Maret lalu. Walau ujian tuntas, kekhawatiran lulus tidaknya siswa-siswi memuncak. Sebab, ribuan lembar jawaban ujian nasional (LJUN) tidak terbaca scanner Opscan Unhalu.

Selain kesalahan pengisian kode naskah dan biodata, ternyata kualitas LJUN dipertanyakan oleh Ketua Panitia Unas Se-Sultra Ir H La Sara PhD. Sebab, saat proses scanning, terdapat ribuan LJUN yang tidak terbaca. Salah satu faktor kendala tersebut terkait dengan kualitas LJUN yang jauh dari standar.

"Banyak masalah yang terkait dengan LJUN. Kalau ditaksir, ada ribuan LJUN yang bermasalah dan harus diganti. Teranyar, kemarin (Jumat, 26/3, Red) 520 perserta unas di SMA sederajat Kota Bau-Bau menggunakan LJUN dari kertas HVS sehingga tidak dapat dimasukkan ke dalam scanner," beber La Sara.

Mestinya, yang digunakan oleh siswa untuk menjawab soal adalah LJUN khusus komputer yang sesuai dengan standar. Dengan begitu, ukurannya tepat dan dapat dibaca scanner. Untuk menjawab persoalan tersebut, dia telah meminta seribu LJUN cadangan.

"Mau tidak mau, tim pemindai harus bekerja keras. Memindahkan LJUN HVS ke lembar jawaban komputer. Dinas pendidikan provinsi sudah mengirimkan seribu LJUN. Sebelumnya, kami juga meminta dikirimi ribuan LJUN untuk mengatasi LJUN yang dalamnya berbintik hitam di SMAN 1 Wawonii Timur ataupun yang terpotong. Diharapkan persoalan yang mengancam kelulusan siswa bisa diatasi," ungkapnya.

Selain itu, menurut pembantu rektor I Unhalu tersebut, panitia unas menemukan keganjilan pada amplop LJUN di salah satu SMAN. Ada dua siswa yang masing-masing memiliki dua LJUN pada mata pelajaran bahasa Inggris jurusan IPA. "Yah, kami tutup mata saja. Tinggal ambil salah satunya untuk di-scan. Masalah itu sudah kami konfirmasikan kepada kepala sekolah yang bersangkutan untuk diklarifikasi. Mengingat, dua LJUN untuk satu mata pelajaran mengindikasikan seseorang yang membantu siswa mengisinya," tambah alumnus program doktor salah satu universitas ternama di Filipina tersebut.

Terakhir, dia berharap kesalahan yang sama tidak terulang saat unas SMP mulai dihelat hari ini. Meski Unhalu bukan penanggung jawab pemindaian -tetapi dinas pendidikan masing-masing-, dia mengingatkan agar semua pihak menjaga kualitas pelaksanaan unas dengan kejujuran dan kredibilitas. (emi/jpnn/c11/end)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar